LRT Sumsel Tingkatkan Pelayanan dengan Pembayaran Non-Tunai QRIS dan EDC

Sejumlah penumpang naik dan turun dari Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Bumi Sriwijaya, Kota Palembang, Selasa (10/12/2024). --Foto: Antara

KORANPALPOS.COM - Operator Lintas Raya Terpadu Sumatera Selatan (LRT Sumsel) terus berinovasi dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat, salah satunya dengan menghadirkan layanan pembayaran non-tunai melalui metode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan mesin Electronic Data Capture (EDC).

Kini, seluruh stasiun LRT Sumsel telah mendukung pembayaran non-tunai yang semakin memudahkan penumpang dalam bertransaksi.

Manajer Humas PT KAI Divisi Regional (Divre) III Palembang, Aida Suryanti, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen PT KAI Divre III Palembang dan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik di Sumsel.

“Kami ingin memberikan pengalaman yang lebih nyaman, praktis, dan efisien kepada para pengguna LRT Sumsel. Dengan penerapan QRIS, penumpang dapat menggunakan berbagai aplikasi pembayaran digital yang sudah terintegrasi. Sementara itu, di enam stasiun tertentu, kami juga menyediakan mesin EDC untuk mendukung penggunaan kartu uang elektronik dari Bank Himbara dan Bank Daerah,” kata Aida di Palembang, Minggu (26/1).

 BACA JUGA:ICRAF Gelar Pelatihan Pengelolaan Gambut

BACA JUGA:Kurangi 10 Menit Jam Pelajaran Selama Ramadan

Layanan pembayaran QRIS kini tersedia di 13 stasiun LRT Sumsel, sedangkan enam stasiun, yaitu Stasiun Bandara SMB II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Ampera, Stasiun Polrestabes, dan Stasiun DJKA, telah dilengkapi dengan mesin EDC untuk mendukung pembayaran menggunakan kartu uang elektronik.

"Dengan pilihan yang beragam, pengguna dapat memilih metode pembayaran yang paling nyaman sesuai kebutuhan mereka. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong digitalisasi di berbagai sektor, termasuk transportasi publik," tambah Aida.

LRT Sumsel melayani perjalanan harian mulai pukul 05.06 WIB hingga pukul 20.43 WIB dengan rute yang menghubungkan Stasiun DJKA hingga Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Tarif tiket LRT Sumsel tetap terjangkau, yakni Rp5.000 untuk perjalanan antar stasiun non-bandara, dan Rp10.000 untuk perjalanan menuju atau dari Stasiun Bandara SMB II.

Sejak pertama kali beroperasi, LRT Sumsel terus mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Pada tahun 2024, volume pengguna LRT Sumsel mencapai 4.350.217 penumpang, dengan rata-rata harian sebanyak 12.448 penumpang. Angka ini meningkat 6,5 persen dibandingkan tahun 2023, yang mencatatkan 4.082.637 penumpang.

BACA JUGA:Kemenkumham Komitmen Lindungi Martabat Notaris

BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Puji Komitmen Mandiri Taspen Dukung Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

“Pertumbuhan jumlah penumpang ini mencerminkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik yang aman, nyaman, dan efisien, terutama di Kota Palembang. LRT Sumsel menjadi pilihan utama bagi banyak orang untuk mobilitas harian,” ungkap Aida.

Langkah LRT Sumsel menghadirkan pembayaran non-tunai sejalan dengan visi pemerintah untuk memperluas implementasi QRIS di berbagai sektor layanan publik. Selain mempercepat proses transaksi, pembayaran non-tunai juga mendukung gaya hidup masyarakat yang semakin berorientasi pada teknologi digital.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan