Belasan Rumah Warga di Prabumulih Retak : Diduga Dampak Longsor di Pinggiran Sungai Kelekar !

Tembok rumah warga yang retak akibat longsor di pinggiran Sungai Kelekar Prabumulih-Foto : Prabu Agustian-
KORANPALPOS.COM - Sebanyak 12 rumah warga di Jalan Sadewa RT 01 RW 04, Kelurahan Karang Raja, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, mengalami keretakan akibat longsor di pinggiran Sungai Kelekar.
Longsor ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, yang menyebabkan tanah bergeser di sepanjang sungai.
Lurah Karang Raja, Leliana Santika, mengungkapkan bahwa longsor terjadi di sepanjang 300 meter pinggiran Sungai Kelekar.
"Sebanyak 12 rumah warga mengalami keretakan, dan dua sumur milik warga bernama Selamat dan Astuti ikut amblas. Rumah-rumah tersebut berada di zona rawan akibat pergeseran tanah yang signifikan," ujarnya.
Beberapa titik di bibir sungai juga dilaporkan mengalami longsor parah akibat derasnya arus sungai.
Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada rumah-rumah warga, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan risiko bencana lanjutan.
Selain itu, kondisi pinggiran sungai yang tidak dilengkapi talut penahan memperparah situasi, sehingga tanah menjadi rentan bergeser saat intensitas hujan tinggi.
Menanggapi bencana tersebut, pihak kelurahan bersama Bhabinkamtibmas langsung turun ke lokasi untuk mendata kerusakan dan memberikan imbauan kepada warga.
Laporan kerusakan segera diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Prabumulih.
BPBD bersama tim teknis telah meninjau lokasi kejadian untuk melakukan analisis penyebab longsor dan langkah penanganan darurat.
"Kami sudah menurunkan tim survei untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Langkah prioritas kami adalah memastikan keselamatan warga dan merencanakan pembuatan talut penahan untuk mencegah longsor berlanjut," ungkap salah satu perwakilan BPBD Prabumulih.
Selain itu, warga yang rumahnya berada dalam zona rawan longsor telah diminta untuk waspada dan bersiap jika harus mengungsi sementara waktu.
Pemerintah setempat juga sedang mempertimbangkan pembangunan talut atau penahan tebing sebagai langkah pencegahan jangka panjang.
Warga yang terdampak, seperti Selamat dan Astuti, mengaku khawatir dengan kondisi rumah mereka yang retak parah.