Transformasi Jembatan Ampera : Dari Bung Karno hingga Menjadi Destinasi Wisata Ikonik di Palembang !
Menara jembatan Ampera yang menjadi destinasi wisata baru di Kota Palembang-Foto : Dokumen Palpos-
Mekanisme ini dirancang agar kapal-kapal besar dapat melintas di bawah jembatan tanpa halangan.
Bagian tengah jembatan ini, yang memiliki berat 944 ton, dapat diangkat dengan menggunakan bandul seberat 450 ton yang berada di kedua menara jembatan.
Sayangnya, mekanisme pengangkatan ini hanya berfungsi hingga tahun 1970.
Aktivitas mengangkat bagian tengah jembatan dihentikan karena dinilai mengganggu lalu lintas kendaraan yang melintas di atas jembatan.
Seiring berjalannya waktu, Jembatan Ampera mengalami transformasi visual yang cukup mencolok.
Saat pertama kali diresmikan, jembatan ini berwarna abu-abu. Pada tahun 1992, warnanya diubah menjadi kuning untuk memberikan tampilan yang lebih cerah.
Kemudian, pada tahun 2002, jembatan ini kembali berganti warna menjadi merah, warna yang ikonik hingga hari ini.
Pada saat peresmiannya, Jembatan Ampera menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Dengan panjang mencapai 1.117 meter dan lebar 22 meter, jembatan ini menjadi kebanggaan masyarakat Palembang dan Indonesia.
Tingginya yang mencapai 11,5 meter di atas permukaan air memungkinkan kapal-kapal besar melintas di bawahnya, sementara menaranya yang megah berdiri setinggi 63 meter dari permukaan tanah.
Saat ini, Jembatan Ampera tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang sangat populer.
Pemandangan dari atas jembatan ini menawarkan panorama Sungai Musi yang memukau, terutama saat malam hari ketika lampu-lampu kota dan jembatan menyala dengan gemerlap.
Pada awal Februari 2025, Pemerintah Kota Palembang berencana membuka Wisata Menara Jembatan Ampera sebagai daya tarik baru.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Palembang dari ketinggian menara.
Dengan lift modern dan kapasitas yang telah diuji, wisata ini dijamin aman dan nyaman bagi para pengunjung.