Mengubah Selera Pria Sejati

Mang Juhai--

Ia mulai berpikir apakah selama ini ia hanya mengabaikan aspek-aspek lain yang seharusnya lebih penting dalam memilih pasangan, seperti kepribadian, kesamaan nilai hidup, dan visi ke depan.

Pada suatu sore, Mang Juhai duduk di warung kopi, ditemani oleh sahabat karibnya, Mang Oding.

BACA JUGA:Menyambut Pergantian Tahun 2024

BACA JUGA:Salah Masuk Kamar

Mereka berbincang santai tentang kehidupan, dan tak lama, pembicaraan pun mengarah pada masalah pribadi Mang Juhai—terutama soal wanita. 

Mang Oding yang sudah lama mengenal sifat Mang Juhai hanya mengangguk pelan.

“Kando, aku tu tau nian selera kamu tu,” ujar Mang Oding.

"Dak taulah Ding, apo faktor umur, ngapo cak dak ragap lagi nyingok betino,’’ simbatnya. 

Kata-kata Mang Oding seolah menyentuh pikiran Mang Juhai yang mulai gelisah.

Selama ini, ia terlalu fokus pada satu hal —penampilan luar— dan mengabaikan aspek-aspek lainnya yang lebih mendalam.

"Memang benar, Ding. Mungkin aku harus mulai melihat lebih jauh, bukan hanya sekadar kulit luar," gumam Mang Juhai, mulai membuka diri untuk mencoba pendekatan yang berbeda.

Sejak perbincangannya dengan Mang Oding, Mang Juhai mulai melakukan perubahan dalam cara pandangnya terhadap wanita. 

Ia mulai berpikir bahwa selera sejati bukan hanya tentang siapa yang paling menarik secara fisik, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa membuat hati dan pikiran kita merasa tenang dan nyaman.

Untuk itu, Mang Juhai pun memutuskan untuk memberi kesempatan pada wanita-wanita yang selama ini mungkin terlewatkan olehnya hanya karena tidak memiliki rambut pirang.

Ia menyadari bahwa keindahan sejati tidak hanya terletak pada penampilan luar, tetapi juga pada kepribadian, kecerdasan, dan sifat-sifat lainnya yang mungkin lebih sulit dilihat pada pandangan pertama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan