Antara Modal Tipis dan Ambisi Besar

Mang Juhai--

Dengan semangat, ia mengarahkan langkah ke restoran Jepang terkenal.

Namun, saat melihat daftar harga di menu, Mang Juhai mulai berkeringat dingin.

BACA JUGA:Menyambut Pergantian Tahun 2024

BACA JUGA:Salah Masuk Kamar

“Kak, mau pesan apa?” tanya salah satu cewek.

Dengan cepat, Mang Juhai menjawab, “Ah, kalian pesan dulu aja. Aku masih bingung mau makan apa.”

Sambil menunggu, Mang Juhai mencoba mencari alasan untuk keluar dari situasi sulit.

Ketika pesanan mulai datang, ia tiba-tiba mengaku lupa membawa dompet.

“Dek, kayaknya dompet aku ketinggalan di rumah. Gimana kalau kita makan lagi lain kali?” ujar Mang Juhai dengan wajah polos.

Cewek-cewek tersebut akhirnya hanya tertawa kecil dan pergi meninggalkannya.

Meskipun gagal, Mang Juhai tetap merasa puas karena sudah mencoba.

Tidak hanya dalam urusan cewek, Mang Juhai juga sering kali mencoba berbagai peluang bisnis dengan modal seminim mungkin.

Suatu hari, ia memutuskan untuk menjadi reseller sandal dengan harga murah.

Namun, karena terlalu percaya diri, ia memesan barang tanpa mengecek kualitasnya terlebih dahulu.

Ketika sandal-sandal itu tiba, ternyata ukurannya semua kecil, hanya cocok untuk anak-anak. Sementara, target pasar Mang Juhai adalah orang dewasa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan