Gereja Katedral Palembang Sulap Botol Bekas Jadi Pohon Natal Setinggi 5 Meter
Gereja Katedral St. Maria Kota Palembang menyulap botol bekas menjadi pohon Natal setinggi 5 meter. -Foto : ANTARA -
Selain sebagai simbol perayaan Natal, pohon Natal ini juga mencerminkan pesan penting tentang pengelolaan sampah plastik dan dampak positif yang dapat tercipta ketika masyarakat berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dari limbah.
Dengan demikian, pohon Natal ini tidak hanya mengajak umat untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga mengingatkan mereka tentang pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama.
BACA JUGA:Fenomena Amuk Massa Marak : Apa yang Sebenarnya Terjadi ?
Petrus Sukino menjelaskan bahwa pembuatan pohon Natal dari botol bekas ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan konsep "reduce, reuse, recycle" kepada masyarakat, khususnya umat Katholik di Palembang.
Dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin serius, gereja ingin menjadi bagian dari solusi dengan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap penggunaan plastik dan sampah rumah tangga.
"Selain menjadi simbol perayaan Natal, pohon ini juga merupakan bentuk edukasi dan kesadaran lingkungan. Kami berharap karya ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih bijak dalam menggunakan plastik dan selalu berusaha untuk mendaur ulang sampah," tambahnya.
Pohon Natal setinggi lima meter ini menampilkan berbagai warna cerah yang berasal dari botol bekas yang telah diubah menjadi elemen dekoratif yang menarik.
BACA JUGA:PPN 12 Persen Hanya untuk Beras Impor : Ini Penjelasan Menko Pangan !
BACA JUGA:Peran Ibu Penting Dalam Pengaturan Pengunaan Internet Anak
Di sekeliling pohon, terdapat berbagai ornamen berbentuk bintang dan pita yang menambah kesan megah.
Secara keseluruhan, pohon ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol harapan dan kebersamaan dalam merayakan Natal.
Perayaan Natal kali ini di Gereja Katedral Palembang diharapkan dapat membawa sukacita dan damai, terutama di tengah tantangan ekonomi yang dirasakan banyak orang.
Gereja ini telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut para jemaat yang ingin merayakan misa Natal, dengan kapasitas yang dapat menampung hingga 1.500 orang.
"Semua jemaat yang ingin merayakan misa Natal di sini dapat datang tanpa adanya perbedaan apapun. Kami menyambut setiap orang dengan tangan terbuka, dan berharap perayaan ini bisa menjadi momen kebersamaan yang penuh kedamaian," kata Petrus Sukino.