Tangan Tuhan di Balik Segelas Es Teh

Gus Miftah menjadi viral di sejumlah platform media lantaran ucapannya merendahkan pedagang es teh.-Foto: Istimewa-

Segala bentuk musibah itu tidak membuatnya patah arang.

Ia tetap gagah berjalan sambil menjunjung gelas-gelas es teh dagangannya di kepala, meski kadang hanya bisa mengumpulkan Rp20 ribu dalam sehari.

Sunhaji tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan publik, bahkan hingga negeri seberang Malaysia, setelah videonya yang menjadi bahan "candaan" oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah, di sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Candaan yang oleh sebagian orang dianggap hinaan ini membuat Sunhaji mendapatkan simpati banyak pihak.

Setelah video tersebut viral, banyak orang yang merasa tergerak hatinya dan memberikan bantuan.

Berbagai bentuk bantuan disalurkan ke pedagang kecil itu, mulai dari bantuan modal untuk gerobak es teh hingga bantuan pendidikan bagi anak-anaknya.

Salah satu donatur yang memberikan bantuan besar adalah Willie Salim, konten kreator muda yang memberikan uang Rp100 juta untuk membantu Sunhaji membuka usaha warung dan membiayai pendidikan anak-anaknya.

Dari sisi Sunhaji maupun Gus Miftah, kasus ini bisa dianggap sudah selesai.

Gus Miftah dengan segala kerendahan hatinya sudah meminta maaf langsung kepada Sunhaji, dan sebaliknya Sunhaji pun sudah memaafkan pendakwah sohor yang sekarang menjadi penasihat khusus Presiden tersebut.

Melihat fakta saling memaafkan itu bukan berarti kita melupakan.

Kasus ini sudah selayaknya menjadi pengingat bagi kita bahwa manusia hendaknya tidak menjadikan manusia lain sebagai bahan olok-olok, hinaan atau candaan yang menyakitkan hati.

Agama pun mengajarkan hal itu.

Sunhaji mungkin tidak memahami teori anomali air. Namun, ibarat jasad renik di dasar lautan yang diselamatkan oleh es yang mengapung di permukaan, Sunhaji mendapatkan pertolongan untuk menghadapi peliknya hidup dengan rezeki dadakan yang mengalir deras.

Olok-olokan atau hinaan, atau katakanlah candaan Gus Miftah itu ibarat gula batu yang dicemplungkan ke segelas es teh.

Gula batu itu, sesuai hukum Fisika, akan tenggelam karena ia memiliki densitas lebih tinggi dari air teh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan