Istana Hormati Keputusan Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat menyampaikan keterangan pers kepada wartawan melalui tayangan video di Jakarta, Senin (4/11/2024)-Foto: Antara-
BACA JUGA:Calon Kalah Lawan Kotak Kosong Bisa Ikut Pilkada Ulang 2025
Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memahami keputusan Miftah dan tidak merasa terganggu oleh langkah tersebut.
"Keputusan tersebut adalah hak pribadi Gus Miftah, dan kami menghormatinya. Kami juga menghargai segala kontribusinya selama menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden," ujar Hasan.
Terkait apakah Miftah akan digantikan, Hasan menjelaskan bahwa itu merupakan wewenang penuh Presiden Prabowo. "Kami belum mendapat informasi lebih lanjut tentang apakah ada pengganti atau tidak. Itu sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden," tambahnya.
Setelah mundur dari jabatannya, Miftah menyatakan bahwa ia akan lebih fokus untuk kembali ke masyarakat dan pesantrennya.
BACA JUGA:DPR Usul SIM dan STNK Berlaku Seumur Hidup : Mengurangi Beban Masyarakat !
BACA JUGA:Pemda Diminta Siapkan Dana Hibah Pilkada Ulang 2025
Ia mengungkapkan bahwa ia merasakan keinginan yang kuat untuk lebih dekat dengan umat dan memberikan dakwah yang lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Dengan demikian, Miftah berharap dapat berperan lebih besar dalam membangun kehidupan sosial yang lebih baik, terutama dalam bidang keagamaan dan pendidikan.
"Saya kembali ke pesantren dan kembali ke masyarakat seperti dulu. Ini adalah tempat saya, di mana saya dapat berbuat lebih banyak untuk umat," kata Miftah.
Sebagai simbol dari perubahan ini, Miftah kini lebih memilih mengenakan blangkon, sebagai identitas budaya Jawa yang lebih dekat dengan masyarakat Yogyakarta, alih-alih mengenakan peci seperti yang sering ia pakai saat menjabat di pemerintahan.
BACA JUGA:KPU RI : Partisipasi Pemilih Pilkada Capai 68 Persen
BACA JUGA:Bawaslu Sebut Kemenangan Kotak Kosong Jadi Evaluasi Parpol
Hal ini dianggap sebagai bentuk kembali kepada akar budaya dan identitas dirinya sebagai pendakwah.
Miftah berharap, meskipun ia tidak lagi memegang jabatan formal sebagai Utusan Khusus Presiden, ia masih bisa memberikan pengaruh positif bagi masyarakat melalui dakwah yang lebih santun dan dekat dengan umat.