Update ! Kurs Rupiah 3 Desember 2024 : Melemah 34 Poin Menjadi Rp15.940 per Dolar AS

Kurs rupiah terhadap dolar AS per 3 Desember 2024 melemah 34 poin -Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 23 Oktober 2024 : Melemah 38 Poin Menjadi Rp15.605 per Dolar AS

Pendapatan personal di AS pada Oktober 2024 mencatat kenaikan signifikan sebesar 0,6 persen (mom), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,3 persen.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan upah dan gaji yang konsisten tumbuh selama enam bulan berturut-turut.

Data tenaga kerja AS pekan ini juga menjadi sorotan pasar. Tingkat pengangguran diprediksi tetap stabil di level 4,1 persen pada November 2024.

BACA JUGA:Update! Kurs Rupiah 22 Oktober 2024 : Melemah 59 Poin Menjadi Rp15.563 per Dolar AS

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 18 Oktober 2024 : Melemah Tipis 6 Poin Menjadi Rp15.513 per Dolar AS

Sementara itu, Non-Farm Payroll (NFP), indikator utama pertumbuhan lapangan kerja, diperkirakan meningkat menjadi 183 ribu pada November, jauh lebih tinggi dibandingkan 12 ribu pada Oktober.

"Data tenaga kerja yang kuat akan menjadi indikator penting bagi arah kebijakan The Fed. Jika data tenaga kerja menunjukkan perbaikan signifikan, ada kemungkinan kebijakan moneter The Fed menjadi lebih fleksibel," tambah Reny.

Di tengah dinamika ekonomi global, pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS turut memberikan sentimen positif di pasar.

Bessent dianggap sebagai kandidat yang pro-pasar dan diharapkan membawa kebijakan tarif yang tidak terlalu ekstrem.

Ia dikenal sebagai sosok yang mampu menjaga stabilitas kebijakan fiskal, memberikan kepercayaan tambahan kepada pelaku pasar global.

“Respons positif terhadap pencalonan ini dapat meredakan tekanan global terhadap nilai tukar mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah,” ungkap Reny.

Pasar kini menantikan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir tahun ini, yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2024.

Pertemuan ini diharapkan memberikan panduan terbaru (latest Fed Guidance) mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed di tahun mendatang.

"Panduan ini sangat penting untuk memberikan wawasan apakah The Fed akan tetap melanjutkan kebijakan yang lebih longgar atau menyesuaikan langkah-langkahnya sesuai perkembangan ekonomi global," jelas Reny.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan