Geopolitik dan Kebijakan Donald Trump Pengaruhi Penurunan Harga Emas
Pramuniaga menunjukan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Jumat (22/11/2024).-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Pelni Sediakan 547.549 Tiket untuk Layani Angkutan Natal dan Tahun Baru 2024-2025
Trump yang mengancam untuk mengenakan tarif impor tinggi terhadap negara-negara tertentu, seperti China dan negara-negara Eropa, meningkatkan kekhawatiran akan dampak perang dagang terhadap ekonomi global.
Dampak dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat, yang pada gilirannya menekan harga emas.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 memberikan dampak besar terhadap pergerakan harga emas.
BACA JUGA:Cara Klaim Saldo DANA Kaget Rp255.000 Secara Gratis, Hanya di 25 November 2024!
BACA JUGA:BNI Proyeksikan Likuiditas Tetap Sehat Berkat Inovasi Digital di Tahun 2025
Sejak awal kampanye Trump, pasar keuangan internasional mulai merespon dengan cara yang sangat dinamis.
Kemenangan Trump memperkenalkan ketidakpastian yang cukup besar dalam hal kebijakan ekonomi Amerika Serikat, yang menyebabkan pasar bergerak dengan sangat volatile.
“Secara teknikal ada kemungkinan harga emas dunia akan menyentuh angka 2.525 dolar AS per troy ounce, atau setara Rp1.292.000 per gram. Angka tersebut bisa tercapai jika ketegangan geopolitik berlanjut atau kebijakan Trump semakin memperburuk situasi ekonomi global,” kata Ibrahim.
Kebijakan Trump yang fokus pada proteksionisme, dengan meningkatkan tarif impor terhadap berbagai negara, secara tidak langsung memberikan dampak pada pelemahan harga emas.
Sebab, ketika dolar menguat, harga emas sebagai komoditas yang diperdagangkan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan terhadap emas menurun.
Selain harga emas, penurunan tajam juga terjadi pada harga aset kripto.
Ibrahim mencatat bahwa gejolak pasar yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi Donald Trump tidak hanya memengaruhi harga emas, tetapi juga pasar aset kripto.
Hal ini terjadi karena keduanya, baik emas maupun kripto, dipandang sebagai instrumen investasi alternatif yang sering digunakan sebagai lindung nilai dalam situasi ketidakpastian global.
“Seandainya terjadi gencatan senjata baik di Timur Tengah maupun di Eropa, kemungkinan besar seperti emas, kemudian kripto ini pun juga akan berguguran. Sepertinya spekulator itu akan keluar semua, sehingga harga emas dunia dan harga kripto pun juga akan jatuh lebih dalam lagi,” ungkap Ibrahim.