9 Kecamatan di OKU Selatan Dipetakan Rawan Banjir dan Longsor

Banjir merendam rumah penduduk di Kabupaten OKU Selatan pada Senin (11-11-2024) malam. --

Kepala Pelaksana BPBD OKU Selatan, Koni Ramli, menambahkan bahwa pihaknya baru-baru ini telah menyelesaikan penyusunan kajian risiko bencana tahun 2024. Kajian ini mencakup penilaian terhadap tingkat ancaman, kerentanan, serta kapasitas wilayah dalam menghadapi potensi bencana.

“Penyusunan kajian ini sangat penting sebagai pijakan untuk merumuskan strategi penanggulangan bencana yang lebih terarah dan efisien. Dengan data yang akurat, kami bisa menentukan prioritas daerah yang memerlukan perhatian lebih intensif,” ujar Koni Ramli.

BACA JUGA:Disperindag Muara Enim Luncurkan Inovasi Lapak RAMI

BACA JUGA:Panen Raya Jagung di Kecamatan Lalan: Mewujudkan Swasembada Pangan Muba

Menurutnya, kajian tersebut tidak hanya menjadi acuan bagi BPBD, tetapi juga melibatkan instansi terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan pihak kepolisian. Kolaborasi ini bertujuan memastikan bahwa setiap elemen masyarakat dapat terlibat aktif dalam mitigasi bencana.

Wilayah OKU Selatan dikenal memiliki topografi yang bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Kondisi ini membuat sebagian wilayah rawan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama saat musim penghujan. Selain itu, perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali juga berkontribusi pada peningkatan risiko bencana.

“Kerusakan hutan di beberapa kawasan menyebabkan daerah aliran sungai tidak mampu menahan debit air yang tinggi, sehingga banjir lebih mudah terjadi. Untuk itu, rehabilitasi lahan kritis menjadi salah satu fokus kami ke depan,” ungkap Koni.

Selain banjir, tanah longsor juga menjadi ancaman serius, terutama di daerah yang berada di lereng perbukitan. Aktivitas pertanian tanpa terasering yang memadai sering kali memicu longsor ketika hujan deras mengguyur. menghindari aktivitas di sekitar sungai yang debit airnya meningkat atau di area yang menunjukkan tanda-tanda longsor.

BACA JUGA:Pastikan Pelayanan Penyeberangan Sementara di Jembatan P6 Lalan Lancar: Sandi Lakukan Ini !

BACA JUGA:Kabupaten Muba Raih Penghargaan Zona Hijau dengan Opini Kualitas Tertinggi

“Musim hujan ini tidak hanya membawa risiko bencana, tetapi juga potensi penyakit seperti demam berdarah dan diare. Oleh karena itu, kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengantisipasi dampak kesehatan yang mungkin timbul,” ujar Heri.

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada. Dengan kesiapan bersama, risiko korban jiwa maupun kerugian material akibat bencana dapat diminimalisir.

Selain mengaktifkan relawan dan posko siaga, BPBD OKU Selatan bekerja sama dengan instansi lain untuk memastikan kesiapan logistik dan perlengkapan darurat. Bantuan berupa perahu karet, tenda darurat, serta kebutuhan pokok telah disiapkan untuk digunakan sewaktu-waktu.

“Kami juga melibatkan TNI dan Polri dalam upaya penanggulangan bencana, terutama untuk membantu proses evakuasi jika situasi memburuk,” kata Koni.

Dengan berbagai langkah antisipasi yang telah dilakukan, BPBD OKU Selatan berharap dampak bencana dapat ditekan seminimal mungkin. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan penanggulangan bencana sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan