Asal-Usul dan Legenda Tanjung Batu Ogan Ilir : Kisah Sang Sungging dan Mitos Burung Ketitiran !

Reporter: Maryati |

Editor: Robiansyah |

Sabtu , 16 Nov 2024 - 17:33

Asal usul Desa Tanjung Batu dan kisah Sang Sungging-Foto: Dokumen Palpos-

Tetesan tinta yang tanpa sengaja jatuh ke lukisan permaisuri menimbulkan tanda berupa "tahi lalat" di paha kiri atas.

Ketika lukisan diserahkan kepada Sultan, reaksi yang diharapkan berupa pujian berubah menjadi kemarahan.

Sultan menuduh Sang Sungging telah mengetahui detail tersebut karena hubungan terlarang dengan permaisuri.

Meski Sang Sungging berulang kali menjelaskan bahwa tanda itu adalah hasil ketidaksengajaan, Sultan yang tersulut emosi mengusirnya dari istana dengan ancaman hukuman mati.

Demi menyelamatkan diri, Sang Sungging bersama para pengikutnya meninggalkan Kesultanan Palembang dengan perahu.

Tanpa arah yang jelas, mereka menyusuri Sungai Ogan hingga tiba di sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Lebak Meranjat.

Dari sana, mereka terus melanjutkan perjalanan hingga menemukan lokasi yang aman untuk menetap di hutan belantara di seberang Tanjung Batu.

Di tempat barunya, Sang Sungging mulai membaur dengan masyarakat setempat.

Ia mengajarkan berbagai keahliannya, seperti memahat, membuat perhiasan, dan pertukangan kayu.

Selain itu, ia juga menyebarkan ajaran agama Islam, yang membuat pengaruhnya semakin besar di wilayah tersebut.

Salah satu warisan terbesar Sang Sungging adalah kontribusinya dalam merancang puncak Masjid Al-Falah di Kampung 3, Kelurahan Tanjung Batu.

Masjid tua ini hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu sejarah daerah tersebut.

asal-usul dan legenda tanjung batu ogan ilir : kisah sang sungging dan mitos burung ketitiran !                            koranpalpos.com – setiap daerah di indonesia memiliki cerita rakyat yang melekat dalam pembentukannya, demikian pula halnya dengan tanjung batu di kabupaten ogan ilir, sumatera selatan.
kisah asal-usul tanjung batu erat kaitannya dengan sosok abdul hamid atau yang lebih dikenal sebagai sang sungging, seorang patih di kesultanan palembang yang dikenal atas keterampilan dan dedikasinya.
kini, tanjung batu telah berkembang menjadi tiga kelurahan: tanjung batu, tanjung batu timur, dan tanjung batu seberang.
baca juga:asal usul dan legenda ulak bandung kabupaten muaraeninm : legenda kimas bunang dan penduduk negeri silam !
baca juga:asal usul dan sejarah goa belanda di musi banyuasin : saksi bisu jejak kolonialisme yang penuh cerita kelam !
namun, cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah ini.
menurut cerita rakyat, sang sungging adalah keturunan kerajaan dari pulau jawa yang kemudian menetap di kesultanan palembang.
ia terkenal dengan berbagai keahliannya, mulai dari seni melukis, mengukir, hingga merancang bangunan.
baca juga:asal usul dan alasan setir mobil kanan di indonesia : berikut daftar 22 negara menggunakan setir mobil kanan !
baca juga:asal usul dan sejarah talang buluh di banyuasin : dari tanah kosong dan kisah keluarga masidin ! 
keahliannya membuatnya menjadi orang kepercayaan sultan palembang, bahkan dianggap sebagai bagian dari keluarga istana.
suatu hari, sultan meminta sang sungging melukis permaisurinya secara utuh. tugas ini diterima dengan penuh semangat oleh sang sungging.
hari-hari ia habiskan untuk menciptakan karya seni terbaik, namun sebuah insiden kecil mengubah segalanya.
baca juga:asal usul dan sejarah suku kisam : menelusuri jejak leluhur dan tradisi unik di oku selatan !
baca juga:asal usul dan legenda pangkalan lampam oki : desa dengan kisah ikan lampam dan tradisi bugis yang melekat !
tetesan tinta yang tanpa sengaja jatuh ke lukisan permaisuri menimbulkan tanda berupa "tahi lalat" di paha kiri atas.
ketika lukisan diserahkan kepada sultan, reaksi yang diharapkan berupa pujian berubah menjadi kemarahan.
sultan menuduh sang sungging telah mengetahui detail tersebut karena hubungan terlarang dengan permaisuri.
baca juga:asal usul dan sejarah desa lais musi banyuasin : perjalanan dari talang menjadi desa yang mandiri !
baca juga:asal usul dan legenda danau shuji : kisah panglima jepang yang menjadi ikon wisata di sumatera selatan !
meski sang sungging berulang kali menjelaskan bahwa tanda itu adalah hasil ketidaksengajaan, sultan yang tersulut emosi mengusirnya dari istana dengan ancaman hukuman mati.
demi menyelamatkan diri, sang sungging bersama para pengikutnya meninggalkan kesultanan palembang dengan perahu.
tanpa arah yang jelas, mereka menyusuri sungai ogan hingga tiba di sebuah daerah yang kini dikenal sebagai lebak meranjat.
dari sana, mereka terus melanjutkan perjalanan hingga menemukan lokasi yang aman untuk menetap di hutan belantara di seberang tanjung batu.
di tempat barunya, sang sungging mulai membaur dengan masyarakat setempat.
ia mengajarkan berbagai keahliannya, seperti memahat, membuat perhiasan, dan pertukangan kayu.
selain itu, ia juga menyebarkan ajaran agama islam, yang membuat pengaruhnya semakin besar di wilayah tersebut.
salah satu warisan terbesar sang sungging adalah kontribusinya dalam merancang puncak masjid al-falah di kampung 3, kelurahan tanjung batu.
masjid tua ini hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu sejarah daerah tersebut.
kemampuan bertukang kayu dan seni ukir yang diwariskan sang sungging juga menjadi keterampilan turun-temurun yang dimiliki oleh masyarakat tanjung batu.
tidak heran, banyak penduduk setempat yang hingga kini dikenal sebagai ahli dalam pembuatan perhiasan, seni ukir, dan pekerjaan pertukangan lainnya.
makam sang sungging terletak di desa tanjung batu seberang.
sayangnya, kondisinya saat ini cukup memprihatinkan karena kurangnya perhatian dari berbagai pihak.
meski demikian, makam ini menyimpan keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik bagi masyarakat.
menurut cerita rakyat, makam tersebut dijaga oleh seekor burung ketitiran yang kerap berdiri di atas atap makam.
burung ini mengeluarkan suara merdu yang diyakini sebagai tanda keberadaan sang sungging yang masih “mengawasi” tempatnya beristirahat.
bahkan, ada mitos yang menyebut burung tersebut adalah jelmaan keris milik sang sungging, meski kebenaran cerita ini belum dapat dipastikan.
kepala desa tanjung batu seberang, robbi, yang dilantik pada desember 2022, memiliki visi untuk menjadikan desanya sebagai destinasi wisata baru di kabupaten ogan ilir.
ia percaya bahwa cerita rakyat dan warisan budaya yang dimiliki desa ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“dengan segala cerita dan potensi yang ada, kami berharap tanjung batu seberang dapat menjadi bagian dari upaya mempromosikan kabupaten ogan ilir sebagai daerah yang kaya akan budaya dan sejarah,” kata robbi.
rencana ini mencakup pelestarian makam sang sungging, pengembangan masjid al-falah sebagai ikon sejarah, serta promosi seni kerajinan lokal.
dengan langkah-langkah tersebut, masyarakat berharap tanjung batu seberang dapat menjadi destinasi wisata budaya yang diminati banyak orang.
kisah sang sungging adalah bukti bahwa setiap daerah memiliki cerita rakyat yang tidak hanya menarik, tetapi juga kaya akan pelajaran dan nilai budaya.
tanjung batu, yang terbentuk dari pelarian seorang patih kesultanan palembang, kini menjadi salah satu simbol keunikan budaya di kabupaten ogan ilir.
pelestarian cerita rakyat dan peninggalan sejarah seperti ini tidak hanya penting untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui pariwisata dan budaya.
dengan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, tanjung batu seberang memiliki peluang besar untuk menjadi pusat perhatian dalam peta wisata budaya indonesia.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 4 Mei 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan