Festival Sang Purba 2024 : Upaya Banyuasin Jaga Warisan Budaya di Tengah Arus Modernisasi !
Suasana pembukaan Festival Sang Purba 2024 di halaman Kantor Bupati Banyuasin, Rabu (13/11)-Foto : Roni-
Kegiatan festival ini melibatkan berbagai jenis permainan yang telah disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan para peserta.
Pada tingkat PAUD/TK, anak-anak ikut serta dalam lomba permainan tradisional seperti Injit-injit Semut, Kucing-kucingan, dan Kucing Patung.
BACA JUGA:WNA Asal Tiongkok Tewas Usai Jadi Korban Tabrakan Speed Boat di Perairan Sungai Musi
BACA JUGA:Lomba Mancing Dapat Tingkatkan Silaturahmi dan Komunikasi
Di tingkat SD/MI, mereka berlomba dalam permainan Ular Naga Panjang, Bentengan, dan Sambung Kaki Canting (Enggrang Kaleng). Sementara itu, peserta tingkat SMP/MTs berkompetisi dalam permainan Gobak Sodor, Sambung Kaki Kayu (Enggrang Kayu), dan Terompah Panjang (Bakiak).
Muhammad Farid berharap melalui Festival Sang Purba ini, anak-anak dapat merasakan kebahagiaan sambil belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional dapat terserap.
Ia mengingatkan bahwa festival ini tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan untuk mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kreativitas anak-anak.
“Kita berharap generasi muda tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peduli dan bangga terhadap budaya bangsa mereka,” jelas Farid.
BACA JUGA:Hebat ! Banyuasin Miliki Layanan Code Stroke Kelas Dunia
BACA JUGA:Dorong Kemitraan Koperasi : Dinas KUKM Gelar Temu Usaha Koperasi !
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Aminuddin, S.Pd., S.IP., MM, turut memberikan pandangannya.
Ia menyatakan bahwa Festival Sang Purba adalah respons nyata dari pemerintah daerah terhadap fenomena hilangnya permainan tradisional akibat semakin populernya permainan modern berbasis teknologi.
"Permainan tradisional seperti enggrang, pantak lele, dan perahu-perahuan yang dulu sangat populer di kalangan anak-anak kini semakin jarang terlihat. Banyak anak lebih tertarik pada permainan online yang cenderung mengurangi interaksi sosial dan aktivitas fisik," ungkap Aminuddin.
Aminuddin menambahkan bahwa permainan tradisional memiliki peran yang lebih dalam daripada sekadar permainan.
Permainan ini melibatkan kemampuan berpikir kreatif dan membentuk karakter anak.