Proyek Raksasa PLTU Sumsel-8 Terapkan Teknologi Superkritikal : Mendukung Keberlanjutan Lingkungan !
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 atau PLTU Tanjung Lalang. -FOTO : ANTARA-
Menurut Dody, inovasi ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pembakaran batu bara.
“Kami melihat peluang besar dalam penggunaan FABA sebagai bahan alternatif yang bernilai ekonomi, terutama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan kapasitas 2x660 MW, PLTU Sumsel-8 diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera.
Pembangkit listrik ini menjadi bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas listrik nasional melalui proyek-proyek pembangkit berbasis energi fosil yang lebih efisien.
PLTU Tanjung Lalang juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
Pembangunan dan operasional PLTU membuka peluang kerja bagi warga setempat, serta berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang dikelola oleh HBAP.
Selain mendukung pasokan energi untuk masyarakat, kehadiran PLTU ini penting untuk menjaga stabilitas sistem kelistrikan Sumatera.
Infrastruktur kelistrikan yang andal diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, termasuk industri, pariwisata, dan perdagangan, yang membutuhkan pasokan listrik yang konsisten.
Kendati PLTU Sumsel-8 telah menerapkan teknologi canggih dan ramah lingkungan, penggunaan PLTU berbahan bakar batu bara tetap menghadapi tantangan di tengah tren global yang mengarah pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.
Komitmen dunia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca mendorong banyak negara untuk beralih ke energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan air.
Namun, dalam jangka pendek, keberadaan PLTU seperti Sumsel-8 masih dibutuhkan untuk menjamin pasokan listrik yang stabil, terutama bagi daerah-daerah yang belum memiliki infrastruktur energi terbarukan yang memadai.
Teknologi superkritikal diharapkan dapat menjadi solusi antara, sambil menunggu pengembangan energi terbarukan yang lebih masif di Indonesia.
Dengan implementasi teknologi ini, PLTU Tanjung Lalang di Sumsel-8 mampu menjawab kebutuhan listrik dengan lebih efisien dan ramah lingkungan.
Sebagai bagian dari transisi energi nasional, PLTU ini menjadi contoh bahwa pembangkit listrik berbahan bakar fosil masih dapat mendukung keberlanjutan asalkan didukung teknologi yang mumpuni.
Penerapan teknologi superkritikal di PLTU Sumsel-8 yang dioperasikan oleh PT Huadian Bukit Asam Power adalah langkah strategis dalam mengurangi dampak lingkungan dari pembangkit berbasis batu bara.