Asal Usul Nama Ikan Tapah : 'Monster' Sungai Musi yang Diburu Pemancing di Sumatera Selatan !
Ikan tapa yang merupakan 'monster' sungai masih banyak ditemukan di Sungai Lakitan, Rawas, dan Musi-Foto: Dokumen Palpos-
Meskipun belum termasuk kategori ikan langka, ikan tapah tetap menghadapi ancaman yang dapat memengaruhi kelestariannya di masa depan.
Berikut beberapa faktor yang bisa mengancam populasi ikan tapah:
1. Penangkapan Berlebihan
Karena nilai ekonominya, ikan tapah sering kali menjadi sasaran penangkapan berlebihan.
Jika terus berlanjut tanpa pengelolaan yang baik, populasi ikan ini bisa terancam menurun.
2. Kerusakan Habitat
Pembangunan infrastruktur di sekitar sungai, pencemaran air, dan deforestasi di sekitar hutan yang mengalirkan air ke sungai berpotensi merusak habitat ikan tapah.
Perubahan lingkungan ini dapat mengurangi jumlah ikan tapah dan mengancam ekosistem sungai yang lebih luas.
3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim juga bisa berdampak pada ketersediaan ikan tapah, terutama dengan adanya fluktuasi suhu air dan pola curah hujan yang memengaruhi aliran sungai.
Kondisi lingkungan yang berubah drastis bisa mengganggu habitat alami ikan ini.
Oleh karena itu, menjaga kelestarian ikan tapah menjadi tugas penting, baik bagi pemerintah maupun masyarakat lokal yang bergantung pada sungai sebagai sumber mata pencaharian dan ekosistem yang mendukung kehidupan mereka.
Ikan tapah adalah salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi, baik dari segi ekonomi maupun ekologis.
Sebagai predator alami, ikan ini menjaga keseimbangan ekosistem sungai dan menyediakan sumber protein bagi masyarakat.
Selain itu, tantangan memancing ikan tapah dengan ukuran yang besar membuatnya semakin menarik bagi para pemancing.