Menelusuri Perbedaan Batagor dan Siomay: Dua Kuliner Khas Indonesia yang Tak Terpisahkan
Menelusuri Perbedaan Batagor dan Siomay: Dua Kuliner Khas Indonesia yang Tak Terpisahkan-foto : tangkapan layar ig, icamarshal--
KULINER, KORANPALPOS.COM - Batagor dan siomay adalah dua makanan ikonik dari Indonesia yang sering disajikan di warung-warung dan pedagang kaki lima.
Meskipun keduanya terbuat dari bahan-bahan yang mirip dan sering dianggap serupa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal asal usul, bahan, cara penyajian dan rasa.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai perbedaan antara batagor dan siomay serta mengapa keduanya begitu dicintai oleh masyarakat.
Batagor, yang merupakan singkatan dari "bakso tahu goreng" berasal dari Bandung, Jawa Barat.
BACA JUGA:Resep Telur Dadar Padang: Gurih dan Gemoy untuk Santapan Lezat
BACA JUGA:Sukun Goreng : Cita Rasa Tradisional yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Makanan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an dan segera menjadi favorit banyak orang.
Batagor merupakan hasil kombinasi antara bakso ikan dan tahu yang diolah dengan cara digoreng.
Proses penggorengan ini memberi batagor tekstur yang renyah di luar namun lembut di dalam.
Di sisi lain, siomay memiliki akar yang lebih kuat dalam tradisi kuliner Tionghoa.
BACA JUGA:Es Boba: Camilan Kekinian yang Menggoda Selera
BACA JUGA:Jenis-Jenis Popcorn: Camilan Lezat yang Beragam
Makanan ini dikenal sebagai dim sum di berbagai belahan dunia dan telah beradaptasi menjadi makanan khas Indonesia terutama di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Siomay terbuat dari adonan ikan, udang atau daging ayam yang dibungkus dengan kulit tahu atau kulit pangsit lalu dikukus hingga matang.
Adaptasi ini menunjukkan bagaimana budaya kuliner dapat saling mempengaruhi dan menciptakan variasi baru.
Perbedaan utama lainnya terletak pada bahan dasar yang digunakan.
BACA JUGA:Jenis-jenis Terasi di Indonesia: Keunikan dan Kelezatan yang Tak Tergantikan