Asal Usul dan Sejarah Tanjung Sakti Sumatera Selatan : Batu Tiang Enam dan Legenda Nik Tuan Junjungan Sakti !

Tanjung Sakti Kabupaten Lahat menyimpan sejarah dan budaya yang kaya di Sumatera Selatan-Foto : Dokumen Palpos-

Di sini, para wisatawan bisa merasakan harmoni antara masa lalu yang kaya dengan suasana pedesaan yang damai.

Mulai dari jejak sejarah Kerajaan Palembang hingga tragedi masa penjajahan Jepang, Desa Pajar Bulan menyimpan banyak cerita yang siap untuk dijelajahi.

Sebagai destinasi wisata yang menawarkan berbagai daya tarik, Desa Pajar Bulan juga memiliki potensi untuk terus berkembang di masa depan.

Dengan dukungan dari pemerintah setempat dan keterlibatan masyarakat, desa ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sumatera Selatan. 

Batu Tiang Enam di Desa Pajar Bulan

Tanjung Sakti, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, ternyata menyimpan berbagai kekayaan budaya dan sejarah yang unik.

Berada di Provinsi Sumatera Selatan yang beribukota Palembang, Tanjung Sakti menjadi pusat perhatian berkat berbagai situs bersejarahnya, salah satunya adalah Batu Tiang Enam yang terletak di Desa Pajar Bulan.

Situs bersejarah ini menawarkan keindahan dan misteri masa lalu yang memikat bagi para pecinta sejarah dan budaya.

Batu Tiang Enam merupakan salah satu cagar budaya yang tersimpan di Tanjung Sakti.

Lokasinya berada di belakang permukiman warga, tepat di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.

Menariknya, situs ini hanya berjarak 50 meter dari jalan utama yang juga berada di seberang pendopo rumah dinas Camat Tanjung Sakti Pumi, memudahkan akses bagi siapa saja yang ingin mengunjunginya.

Legenda NIK TUAN JUNJUNGAN SAKTI

Menurut cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, Batu Tiang Enam disusun oleh seorang tokoh bernama Nik Tuan Junjungan Sakti, yang dianggap sebagai sosok pertama yang datang dan menetap di wilayah tersebut.

Kisah ini juga berkaitan erat dengan asal usul nama Tanjung Sakti, yang dipercaya merupakan daerah bekas letusan sebuah gunung besar.

Letusan gunung ini meninggalkan lekungan yang kemudian diisi oleh air, dan ketika air surut, terbentuklah daratan yang kini menjadi beberapa desa, seperti Sindang Panjang, Gunung Kembang, Pagar Agung, Masam Bulau, dan Pajar Bulan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan