79 Tahun TNI : Menghadapi Tantangan Perang Modern tanpa Laras Panjang !

Prajurit TNI Satgas Yonif PR 503/MK Habema, anggota Satgas Elang dan Satgas Damai Cartenz memberikan bantuan sembako kepada masyarakat Nduga usai mengucapkan ikrar kecintaan terhadap NKRI di Balai Kesehatan Puskesmas Batas Batu, Nduga, Kenyam, Papua Pegun-Foto : Antara-

KORANPALPOS.COM -  5 Oktober 2024, Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari jadinya yang ke-79.

Selama hampir delapan dekade ini, TNI telah menjalani transformasi signifikan mengikuti perkembangan zaman, khususnya di dunia pertahanan.

TNI, yang sebelumnya dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), telah menghadapi berbagai peristiwa militer besar.

BACA JUGA: Perencanaan Pangan Kunci Utama Swasembada Pangan

Mulai dari operasi militer di Timor Timur pada tahun 1975, hingga operasi di Aceh pada era 1990-an dan awal 2000-an.

Selain itu, TNI juga terlibat dalam operasi militer selain perang (OMSP), seperti penanganan bencana alam dan pandemi COVID-19, serta pengamanan pemilu.

Selama perjalanan panjangnya, TNI telah banyak berkontribusi dalam menjaga kedaulatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BACA JUGA: Tapera, Antara Niat Baik dan Beban

Sebagai organisasi militer yang adaptif, TNI tidak hanya fokus pada kekuatan tempur konvensional tetapi juga pada tantangan yang lebih kompleks, seperti ancaman perang modern.

Berbicara tentang perang modern, tidak hanya soal kekuatan tempur di medan perang yang memegang peran penting.

Saat ini, dunia sedang menghadapi fenomena baru dalam dunia pertahanan, yaitu perang siber.

BACA JUGA:Luasnya Peluang Ekspor Durian Indonesia

Fenomena ini semakin menonjol di tengah kemajuan teknologi informasi, di mana serangan digital dan propaganda dapat menggoyahkan stabilitas suatu negara tanpa melibatkan senjata api atau pertempuran fisik.

Perang siber tidak menggunakan peluru atau rudal, melainkan informasi dan data.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan