Update ! Kurs Rupiah 2 Oktober 2024 : Turun 4 Poin Menjadi Rp15.210 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penurunan pada awal perdagangan Rabu, 2 Oktober 2024.-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 13 September 2024 : Menguat 29 Poin Menjadi Rp15.410 per Dolar AS
Di Indonesia, dampak dari aksi safe haven ini dirasakan pada pelemahan rupiah.
Ariston memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan terus tertekan seiring berlanjutnya ketidakpastian di Timur Tengah.
Ia memperkirakan rupiah dapat melemah lagi menuju kisaran Rp15.250 per dolar AS, meski ada kemungkinan penguatan kembali ke level Rp15.180 per dolar AS.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 12 September 2024 : Tergelincir 23 Poin Menjadi Rp15.425 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 9 September 2024 : Melemah 97 Poin Menjadi Rp15.378 per Dolar AS
Namun, meskipun situasi global sedang tidak kondusif, Ariston mencatat bahwa pasar di Asia menunjukkan sedikit optimisme.
"Pagi ini kondisi tidak terlalu negatif di pasar. Indeks pasar Asia sebagian bergerak menguat, dan nilai tukarnya juga menguat terhadap dolar AS," ungkapnya.
Penguatan ini memberikan sedikit harapan bahwa rupiah mungkin tidak akan melemah terlalu dalam pada hari ini.
Selain faktor eksternal berupa ketegangan geopolitik, Ariston menilai ada faktor internal yang cukup positif dan dapat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut.
Pasar tampaknya melihat bahwa keterlibatan Iran dalam konflik ini tidak mendapat dukungan internasional yang kuat.
Hal ini mungkin membantu meredam eskalasi lebih lanjut dan memberikan sedikit ketenangan bagi pasar keuangan.
"Penyebab utama ketidakpastian ini adalah ketegangan antara Iran dan Israel, tetapi pasar mungkin memperhitungkan bahwa Iran tidak akan mendapat dukungan luas jika terjun lebih dalam ke dalam perang. Hal ini bisa membatasi dampak negatif konflik terhadap pasar keuangan, termasuk nilai tukar rupiah," jelasnya.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga terus berusaha menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai intervensi di pasar valas dan obligasi.
Langkah-langkah tersebut diambil untuk mengurangi volatilitas dan mencegah pelemahan rupiah yang terlalu tajam akibat sentimen global.