CEO Talk PTPN I, Siwi Peni Ungkap 'Trust' sebagai Modal Utama

Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero)-Foto : Istimewa-

Secara tapis, Siwi membedah lima elemen kepemimpinan versi Maxwell.

Dengan detail, setiap level dijelaskan dan ditarik beberapa contoh konkret untuk memastikan peserta paham tentang apa yang dimaksud dalam teori besar itu ke ranah operasional.

BACA JUGA:PTPN I Reg 7 Dorong Wujudkan Swasembada Gula

BACA JUGA:Peringati Tahun Baru Islam, PTPN I Reg 7 Beringin Berbagi Sembako

Meskipun bergaul dengan teori-teori besar, Direktur kelahiran 1070 yang memulai karir sebagai bankir dan telah memimpin beberapa PTPN ini juga mahir mengolah data lapangan dengan detail.

Di komoditas karet yang menjadi domain Subholding Supporting Co, misalnya, dia mengkalkulasi neraca bisnis karet 20 tahun yang lalu dengan sekarang sangat jomplang.

Dalam cakupan yang lebih luas, Siwi Peni yang memang berbasis keuangan sempat mengkalkuasi berapa kontribusi seorang penyadap karet setelah bekerja selama 25 tahun.

Angka ini dia asumsikan jika seorang pekerja rata-rata pensiun di usai 55 tahun.

Angka lain yang dipakai sebagai faktor pembagi adalah produktivitas rata-rata penyadap setiap hari, gaji pokok, beberapa tunjangan, perhitungan inflasi, harga jual karet, dan beberapa elemen lain.

“Dalam hitungan saya, setiap karyawan penyadap yang mengerjakan lahan satu hanca, dengan produktivitas rata-rata 14 kilo gram per hari, dia menyumbang keuntungan kurang dari Rp1 juta per bulan. Itu setelah dipotong gaji dia sebulan dan biaya lain-lain untuk dirinya sendiri. Lah, dari mana uang untuk menggaji asisten, mandor, dan biaya lainnya,” kata dia.

Siwi Peni mengaku sengaja menyuguhkan angka-angka perhitungan sampai detail ke setiap penyadap agar setiap insan PTPN I memiliki kepekaan yang tinggi terhadap keadaan.

Sebab, kata dia, sesuatu yang besar harus dikumpulkan dari sedikit-sedikit dan dari yang kecil-kecil.

Ia mengingatkan setiap asisten agar memahami kondisi perusahaan bukan secara global saja, tetapi sampai kepada peran setiap individu dalam mencapai target yang diinginkan.

Sebagai seorang asisten yang merupakan unsur pimpinan di level Afdeling, kepekaan terhadap kondisi atau keadaan yang tidak ideal seharusnya diantisipasi.

“Jangan sampai kita tidak peka dan terlalu permisif terhadap setiap pelanggaran, setiap penyelewengan, dan hal kecil lainnya. Kalau manajemen sudah pasang target 22 kilo gram per hari per penyadap, ya dikejar terus. Sebab, penetapan RKAP pasti sudah mempertimbangkan potensi.”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan