Update ! Kurs Rupiah 23 September 2024 : Melemah Tipis 3 Poin Menjadi Rp15.153 per Dolar AS !

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi mengalami sedikit pelemahan-FOTO : ANTARA-

Tidak hanya kurs rupiah, sentimen pasar terhadap risiko juga terlihat positif pada Senin pagi ini.

Beberapa indeks saham di kawasan Asia tercatat berada di zona hijau, yang mengindikasikan bahwa pelaku pasar merespons positif berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di berbagai negara.

"Indeks saham Asia yang bergerak positif memberikan sentimen baik bagi rupiah. Ini menunjukkan bahwa investor masih percaya pada prospek ekonomi global dan bersedia untuk menempatkan dananya di aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah," ujar Ariston.

Meskipun demikian, pergerakan positif di pasar saham belum tentu menjamin penguatan rupiah dalam jangka panjang.

Beberapa faktor lain, seperti harga komoditas global, ketegangan geopolitik, serta prospek pertumbuhan ekonomi domestik, masih akan menjadi penentu utama dalam pergerakan rupiah ke depan.

Sementara itu, tantangan eksternal seperti ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia dapat menimbulkan volatilitas pada pergerakan nilai tukar rupiah.

Ariston menekankan bahwa risiko-risiko global ini perlu diperhatikan oleh Bank Indonesia dan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang mampu menjaga stabilitas nilai tukar.

"Ketidakpastian global masih tinggi, dan ini bisa mempengaruhi aliran dana asing ke Indonesia. Jika terjadi outflow yang signifikan, maka ini bisa menekan rupiah ke level yang lebih lemah," ujarnya.

Namun, ia juga menegaskan bahwa langkah-langkah preventif yang diambil oleh Bank Indonesia, seperti intervensi di pasar valas, serta komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi, akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global tersebut.

Dengan berbagai sentimen positif yang ada, baik dari kebijakan domestik maupun internasional, rupiah masih berpeluang untuk menguat dalam waktu dekat.

Namun, pelaku pasar dan otoritas moneter tetap perlu waspada terhadap berbagai tantangan eksternal yang dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar.

Potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia ke depan akan menjadi salah satu faktor yang diawasi oleh pasar, karena kebijakan ini diharapkan dapat memberikan stimulus bagi perekonomian nasional.

Di sisi lain, ketidakpastian di pasar global tetap menjadi risiko yang harus diperhitungkan dalam menjaga stabilitas rupiah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan