Siapa Puyang Depati ? Legenda Penguasa Sekayu yang Membangun Musi Ilir !
Makam Puyang Depati di Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin yang dikeramatkan warga setempat-Foto : Dokumen Palpos-
Sebagai hulubalang, tugas utama Puyang Kilat Kemarau adalah memastikan stabilitas dan keamanan di wilayah Musi Ilir, terutama di daerah perbatasan.
Sebagai tokoh yang disegani, Puyang Kilat Kemarau memiliki kemampuan luar biasa yang disebut karomah, termasuk kemampuan bergerak cepat seperti kilat, menaklukkan binatang buas, dan mengamankan wilayah kekuasaan Puyang Depati.
Hal ini menjadikannya seorang hulubalang yang ditakuti oleh musuh dan dihormati oleh rakyat.
Puyang Kilat Kemarau juga dikenal karena kontribusinya dalam mengarahkan masyarakat untuk bertani di sepanjang sungai-sungai besar seperti Sungai Medak, Sungai Langgaran, dan Sungai Tunggak.
Wilayah-wilayah pertanian ini dikuasai oleh Puyang Kilat Kemarau, yang memastikan produksi pertanian yang cukup untuk mendukung kesejahteraan rakyat di wilayah itu.
Hingga akhir hayatnya, Puyang Kilat Kemarau dimakamkan di Muara Jongot, tepatnya di seberang Kampung 5, yang sekarang menjadi bagian dari Kelurahan Soak Baru, Sekayu.
Sebagai penguasa yang cerdas, Puyang Depati memahami pentingnya menjaga keamanan wilayah dari ancaman eksternal dan internal.
Dengan dukungan Puyang Kilat Kemarau dan hulubalang lainnya, Puyang Depati berhasil membangun sistem pertahanan yang kuat di wilayah Musi Ilir.
Puyang Kilat Kemarau, bersama para pengikutnya yang setia seperti Bujang Ronggang, Bujang Kumbang, Mayat Beguling, Mamang Segawak, dan Enggang Parau Pekik Nyaring, memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban di wilayah ini.
Para hulubalang ini tidak hanya dikenal karena keberanian mereka, tetapi juga karena kemampuan mereka yang luar biasa dalam mengatasi ancaman, termasuk dari binatang buas dan musuh-musuh yang mengancam wilayah Kadipaten.
Puyang Kilat Kemarau, dengan ilmu karomah yang dimilikinya, sering kali bergerak cepat seperti kilat untuk merespon ancaman, sehingga ia dijuluki Puyang Patah Rimpung, Puyang Muare Jongot, Puyang Kemudi Rejung, dan Puyang Silam-silaman.
Julukan-julukan ini mencerminkan kemampuan luar biasa Puyang Kilat Kemarau dalam mengatasi tantangan yang dihadapi selama masa pemerintahannya.
Kepemimpinan Puyang Depati dan Puyang Kilat Kemarau meninggalkan warisan yang abadi di wilayah Musi Ilir, khususnya di Sekayu.
Salah satu warisan terbesar yang mereka tinggalkan adalah stabilitas dan keamanan yang memungkinkan wilayah ini untuk berkembang pesat.
Puyang Depati, dengan kebijaksanaan dan kepemimpinannya, mampu membangun hubungan yang baik dengan Sultan Palembang, yang memungkinkannya untuk mendapatkan dukungan politik dan militer yang kuat.