2 Kabupaten yang Menyimpan Harta Karun Emas Hijau di Sumatera Selatan : Warisan Kekayaan Alam Sriwijaya !

Reporter: Echi |

Editor: Zen Kito |

Senin , 09 Sep 2024 - 09:18

Provinsi Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah penghasil 'emas hijau' terbesar di Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi-Foto : Dokumen Palpos-

PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - Sumatera Selatan, terutama wilayah pesisir timurnya, merupakan salah satu daerah penghasil kayu gaharu yang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Sriwijaya.

Gaharu, atau dikenal sebagai Kayu Para Dewa, adalah salah satu komoditas paling bernilai di dunia.

Berasal dari pohon Aquilaria malaccensis, kayu gaharu telah menjadi andalan perdagangan internasional sejak ribuan tahun lalu, bahkan menjadi salah satu komoditas utama yang mendukung kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, kayu gaharu yang juga dijuluki 'Emas Hijau' menjadi komoditas penting dalam perdagangan internasional, terutama di antara Tiongkok dan India.

Gaharu bersama komoditas lainnya, seperti cengkih, pala, gading gajah, kepulaga, emas, dan timah, diperdagangkan hingga ke luar Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya mampu mengendalikan jalur perdagangan yang vital ini selama lima abad (abad ke-7 hingga ke-12 Masehi), dengan gaharu menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kemakmurannya.

Gaharu berasal dari hutan-hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Sumatera Selatan.

Kayu ini tidak hanya terkenal karena harganya yang mahal, tetapi juga karena kegunaannya yang beragam, mulai dari bahan baku kosmetik, parfum, hingga obat-obatan.

Aromanya yang khas membuat gaharu dihargai tinggi, terutama di kalangan masyarakat India, Persia, Afrika Timur, dan Jazirah Arab.

2 kabupaten yang menyimpan harta karun emas hijau di sumatera selatan : warisan kekayaan alam sriwijaya !                            palembang, koranpalpos.com - sumatera selatan, terutama wilayah pesisir timurnya, merupakan salah satu daerah penghasil kayu gaharu yang telah dikenal sejak zaman kerajaan sriwijaya.
gaharu, atau dikenal sebagai kayu para dewa, adalah salah satu komoditas paling bernilai di dunia.
berasal dari pohon aquilaria malaccensis, kayu gaharu telah menjadi andalan perdagangan internasional sejak ribuan tahun lalu, bahkan menjadi salah satu komoditas utama yang mendukung kejayaan kerajaan sriwijaya.
baca juga:hampir 1 juta penduduk sumatera selatan miskin : nomor 6 nasional, 5 kabupaten penyumbang kemiskinan !
baca juga:5 kabupaten penghasil pisang terbesar di sumatera selatan 2024 : juaranya bukan banyuasin !
pada masa kerajaan sriwijaya, kayu gaharu yang juga dijuluki 'emas hijau' menjadi komoditas penting dalam perdagangan internasional, terutama di antara tiongkok dan india.
gaharu bersama komoditas lainnya, seperti cengkih, pala, gading gajah, kepulaga, emas, dan timah, diperdagangkan hingga ke luar nusantara.
kerajaan sriwijaya mampu mengendalikan jalur perdagangan yang vital ini selama lima abad (abad ke-7 hingga ke-12 masehi), dengan gaharu menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kemakmurannya.
baca juga:5 perusahaan batu bara terbesar di indonesia : salah satuanya berlokasi di sumatera selatan !
baca juga:6 provinsi penghasil lada terbesar di indonesia : juaranya bukan bangka belitung !
gaharu berasal dari hutan-hutan hujan tropis asia tenggara, termasuk sumatera selatan.
kayu ini tidak hanya terkenal karena harganya yang mahal, tetapi juga karena kegunaannya yang beragam, mulai dari bahan baku kosmetik, parfum, hingga obat-obatan.
aromanya yang khas membuat gaharu dihargai tinggi, terutama di kalangan masyarakat india, persia, afrika timur, dan jazirah arab.
baca juga:5 kabupaten terkecil di sumatera selatan : potensi kekayaan alam dan ekonomi yang tak terbatas !
baca juga:9 provinsi dengan perkebunan sawit paling luas di indonesia : sumatera selatan termasuk !
beberapa wilayah di sumatera selatan dikenal sebagai penghasil kayu gaharu, terutama di kawasan hutan rawa gambut.
salah satu daerah penghasil gaharu yang terkenal adalah kecamatan cengal, kabupaten ogan komering ilir (oki).
di sini, terdapat situs-situs permukiman masyarakat yang berhubungan dengan kerajaan sriwijaya, seperti yang ditemukan di sekitar hutan rawa gambut pasir hitam, desa sungai jeruju.
baca juga:5 kota paling kecil di sumatera : juaranya dikenal dengan julukan kota ikan, bukan di sumatera selatan !
baca juga:10 tambang batubara paling besar di indonesia : salah satunya di sumatera selatan !
menurut warga setempat, pohon gaharu di kawasan ini sebagian besar telah ditebang, terutama pada masa booming kayu di wilayah cengal.
salah satu warga dusun talang petai, menyebut bahwa pohon gaharu besar yang usianya ratusan tahun kini sulit ditemukan.
meski demikian, di hutan-hutan rawa gambut ini, pohon gaharu masih bisa ditemui, meski jumlahnya terbatas.
selain kecamatan cengal, gaharu juga ditemukan di desa langkan, kecamatan banyuasin iii, kabupaten banyuasin, di sepanjang jalan palembang-betung kilometer 35.
di sini, pohon gaharu menjadi salah satu fokus budidaya masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
sementara itu, di desa santan sari, kecamatan sembawa, kabupaten banyuasin, gaharu menjadi salah satu komoditas yang dikembangkan melalui upaya budidaya yang terorganisir.
menurut ahli, ada dua jenis pohon gaharu yang umumnya tumbuh di wilayah sumatera selatan.
pohon gaharu dari famili thymelaeaceae, terutama jenis aquilaria spp yang biasa disebut gaharu beringin, dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi.
sementara itu, jenis gaharu yang lebih rendah kualitasnya, sering disebut gaharu buaya, juga banyak ditemukan di wilayah rawa gambut pesisir timur sumatera selatan.
meskipun kualitasnya lebih rendah, gaharu buaya tetap menjadi salah satu komoditas penting.
pohon gaharu buaya banyak ditemukan di kawasan desa sungai jeruju dan desa ulak kedondong, kabupaten oki.
namun, seperti yang diakui oleh masyarakat setempat, sebagian besar pohon gaharu di wilayah ini telah habis ditebang, terutama pada masa kejayaan industri kayu di cengal.
nurhadi rangkuti, seorang arkeolog dari balai arkeolog sumatera selatan, menyatakan bahwa gaharu memang banyak ditemukan di situs-situs peninggalan kerajaan sriwijaya.
di wilayah pesisir timur sumatera selatan, terutama di hutan-hutan rawa gambut, tanaman gaharu masih tumbuh, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan masa lalu.
menurut nurhadi, kemungkinan besar gaharu ditanam atau dibiarkan tumbuh oleh masyarakat pada masa sriwijaya, mengingat kayu ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
masyarakat sriwijaya tampaknya menggunakan gaharu tidak hanya untuk keperluan pribadi, tetapi juga sebagai salah satu komoditas yang diperdagangkan ke luar negeri.
selain digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik, gaharu juga memiliki nilai spiritual.
di berbagai tradisi asia, gaharu digunakan dalam upacara keagamaan dan pengobatan.
oleh karena itu, gaharu memiliki makna penting tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari sisi budaya dan spiritual.
saat ini, upaya budidaya gaharu di sumatera selatan sedang digalakkan untuk mengembalikan kejayaan komoditas ini.
dengan harga yang tinggi di pasaran global, gaharu menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.
beberapa daerah, seperti desa santan sari, telah menjadikan budidaya gaharu sebagai fokus utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
upaya budidaya ini juga bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pohon gaharu, mengingat eksploitasi yang berlebihan di masa lalu telah mengancam keberadaan pohon ini.
dengan teknologi modern, masyarakat kini dapat menanam pohon gaharu dan mengambil resinnya tanpa harus menebang pohon tersebut.
teknik ini dikenal sebagai inokulasi, di mana pohon gaharu diinfeksi secara sengaja untuk menghasilkan resin yang berkualitas tinggi.
sumatera selatan, terutama wilayah pesisir timurnya, memiliki sejarah panjang sebagai penghasil kayu gaharu.
keberadaan pohon gaharu yang masih tersisa di hutan-hutan rawa gambut menunjukkan bahwa komoditas ini masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
dengan budidaya yang berkelanjutan dan didukung oleh teknologi modern, gaharu dapat kembali menjadi andalan ekonomi masyarakat sumatera selatan, seperti pada masa kejayaan kerajaan sriwijaya.
namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam hal perlindungan hutan dan keberlanjutan ekosistem.
keberhasilan budidaya gaharu di masa depan sangat bergantung pada upaya konservasi lingkungan, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga warisan alam ini.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 9 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan