2 Kabupaten yang Menyimpan Harta Karun Emas Hijau di Sumatera Selatan : Warisan Kekayaan Alam Sriwijaya !

Provinsi Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah penghasil 'emas hijau' terbesar di Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi-Foto : Dokumen Palpos-

Meskipun kualitasnya lebih rendah, gaharu buaya tetap menjadi salah satu komoditas penting.

Pohon gaharu buaya banyak ditemukan di kawasan Desa Sungai Jeruju dan Desa Ulak Kedondong, Kabupaten OKI.

Namun, seperti yang diakui oleh masyarakat setempat, sebagian besar pohon gaharu di wilayah ini telah habis ditebang, terutama pada masa kejayaan industri kayu di Cengal.

Nurhadi Rangkuti, seorang arkeolog dari Balai Arkeolog Sumatera Selatan, menyatakan bahwa gaharu memang banyak ditemukan di situs-situs peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Di wilayah pesisir timur Sumatera Selatan, terutama di hutan-hutan rawa gambut, tanaman gaharu masih tumbuh, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan masa lalu.

Menurut Nurhadi, kemungkinan besar gaharu ditanam atau dibiarkan tumbuh oleh masyarakat pada masa Sriwijaya, mengingat kayu ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Masyarakat Sriwijaya tampaknya menggunakan gaharu tidak hanya untuk keperluan pribadi, tetapi juga sebagai salah satu komoditas yang diperdagangkan ke luar negeri.

Selain digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik, gaharu juga memiliki nilai spiritual.

Di berbagai tradisi Asia, gaharu digunakan dalam upacara keagamaan dan pengobatan.

Oleh karena itu, gaharu memiliki makna penting tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari sisi budaya dan spiritual.

Saat ini, upaya budidaya gaharu di Sumatera Selatan sedang digalakkan untuk mengembalikan kejayaan komoditas ini.

Dengan harga yang tinggi di pasaran global, gaharu menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.

Beberapa daerah, seperti Desa Santan Sari, telah menjadikan budidaya gaharu sebagai fokus utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya budidaya ini juga bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pohon gaharu, mengingat eksploitasi yang berlebihan di masa lalu telah mengancam keberadaan pohon ini.

Dengan teknologi modern, masyarakat kini dapat menanam pohon gaharu dan mengambil resinnya tanpa harus menebang pohon tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan