Ketika Harapan Tak Terpenuhi: Menemukan Kebahagiaan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar

Ketika Harapan Tak Terpenuhi: Menemukan Kebahagiaan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar. Fhoto : Tangkapan Layar Facebook Dakwah Tauhid & Sunnah--

KORANPALPOS.COM- Kehidupan tidak selalu berjalan mulus sesuai rencana. Ada saat-saat ketika kita merasa sedih dan kehilangan arah. Mungkin kita pernah menargetkan lulus kuliah di tahun kemarin, tetapi kenyataannya kita belum juga berhasil.

Ada juga yang mendambakan pernikahan, namun jodoh yang diharapkan belum kunjung datang. Beberapa dari kita mungkin merasa frustrasi karena lamaran pekerjaan yang diharapkan diterima, justru berakhir dengan penolakan.

Bahkan, ada yang sudah lama menantikan kehadiran buah hati, tetapi hingga kini belum juga diberi karunia tersebut. Dan tak jarang, musibah-musibah lain datang menghampiri tanpa diduga. Rasa sedih tentu saja menghampiri, namun kita tidak boleh larut di dalamnya.

Dalam momen-momen seperti ini, kita perlu mengingat bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagai manusia, kita memang memiliki keinginan dan harapan, tetapi pada akhirnya, segala sesuatu terjadi karena izin dan ketetapan-Nya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu bersabar dan menerima segala ketentuan dengan ikhlas.

BACA JUGA:Menjadi Manusia yang Bermanfaat bagi Orang Lain

BACA JUGA:Makna Berjalan, Berjalan Cepat, dan Berlari dalam Al-Qur'an: Menggali Hikmah dari Pilihan Kata yang Bijak

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 216:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini mengandung kaidah yang agung, yang memiliki kaitan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Maka, ketika kita meletakkan ayat ini sebagai pedoman hidup, hati akan menjadi lebih tenang, nyaman, dan jauh dari keresahan.

Sering kali, kita terjebak dalam kekecewaan terhadap apa yang belum kita capai atau miliki, tanpa menyadari bahwa Allah selalu memiliki rencana yang lebih baik untuk kita.

BACA JUGA:Mengikuti Teladan Nabi: Pentingnya Mendoakan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain

BACA JUGA:Menggapai Surga: Memanfaatkan Dunia dengan Bijak untuk Akhirat

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan