Mengapa Anies Baswedan Gagal di Pilkada 2024 ? Berikut Analisis Pengamat Politik !
-Anies Baswedan (kiri) bersama Ketua DPD PDIP Ady Widjaja (kanan) berbincang usai menggelar pertemuan tertutup di kantor DPD PDIP, di Cakung,Jakarta Timur,Sabtu (24/8/2024)-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Partai Berebut Jatah Jadi Cawagub Jakarta
Langkah ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Anies Baswedan dianggap sebagai kandidat kuat dengan elektabilitas yang tinggi.
Ujang menambahkan bahwa situasi ini merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang sering kali dipengaruhi oleh elite politik dan bukan semata-mata oleh aspirasi rakyat.
"Kondisi ini adalah bagian dari demokrasi yang ditentukan oleh elite, bukan rakyat. Sehingga, meskipun Anies memiliki elektabilitas yang tinggi, dia tidak bisa maju karena kurangnya dukungan dari partai-partai besar yang seharusnya mendukungnya," jelasnya.
BACA JUGA:NasDem Sedih Bila Pilkada Jakarta Calon Tunggal
BACA JUGA:Kaesang Belum Banyak Dilirik Sebagai Balongub Jakarta
Selain dari Pilkada Jakarta, ada juga spekulasi bahwa Anies Baswedan mungkin akan maju di Pilkada Jawa Barat.
Namun, pada Kamis, 29 Agustus 2024, juru bicara Anies, Sahrin Hamid, mengungkapkan bahwa Anies telah memutuskan untuk tidak maju di Pilkada Jawa Barat.
"Salah satu pertimbangan Anies adalah tidak adanya permintaan khusus dari masyarakat Jawa Barat maupun aspirasi partai politik untuk mengusungnya sebagai calon presiden di Pemilu Presiden 2024," kata Sahrin.
Menurut Sahrin, Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada partai-partai yang sempat mengajukan permintaan untuk mencalonkan dirinya di Jawa Barat.
Meskipun demikian, Anies memutuskan untuk tidak melanjutkan pencalonan di daerah tersebut.
"Dengan berbagai macam pertimbangan, Anies telah menyatakan tidak maju di Jawa Barat. Ini adalah keputusan yang diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor," tambahnya.
Ujang Komarudin juga menyoroti bahwa kegagalan Anies untuk maju di Pilkada 2024 menunjukkan betapa kompleksnya lanskap politik Indonesia.
"Situasi ini menunjukkan bahwa memiliki elektabilitas tinggi saja tidak cukup untuk memastikan kemenangan dalam pilkada. Dukungan dari partai politik dan kekuasaan politik internal sangat berpengaruh dalam menentukan calon yang akan diusung," ungkapnya.
Selain itu, Ujang juga mencatat bahwa kegagalan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada menunjukkan perlunya reformasi dalam sistem politik dan pemilihan di Indonesia.