Ekonom Perkirakan BI Kembali Tahan BI-Rate : Analisis Mendalam dan Implikasi Kebijakan !
--
Selain itu, inflasi yang terkendali juga memberikan ruang bagi BI untuk mempertahankan kebijakan suku bunga yang stabil.
Namun, meskipun fundamental ekonomi domestik kuat, Josua mengingatkan bahwa tekanan dari faktor eksternal masih signifikan.
Ketidakpastian global yang tinggi, terutama terkait dengan kebijakan moneter global dan kondisi geopolitik, dapat memberikan tantangan bagi ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, BI perlu berhati-hati dalam merumuskan kebijakan moneter ke depan.
Josua juga menambahkan bahwa BI kemungkinan akan mempertimbangkan penerapan exit strategy dari kebijakan Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dalam jangka pendek.
Exit strategy ini diperlukan untuk menjaga likuiditas pasar keuangan domestik agar tetap stabil, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
Meskipun BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada RDG Agustus 2024, Josua Pardede melihat adanya potensi pemangkasan BI-Rate di paruh kedua tahun ini, jika kondisi eksternal terus membaik.
Jika ketegangan geopolitik mereda dan pertumbuhan ekonomi global stabil, hal ini dapat mendukung sentimen risk-on di pasar keuangan dan memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga.
Josua juga menilai bahwa jika semua kondisi mendukung, BI kemungkinan akan mengalihkan fokus kebijakan moneternya dari stabilitas ke pertumbuhan.
Penurunan suku bunga dapat mendorong peningkatan pinjaman dan investasi di sektor riil, yang pada gilirannya akan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun, BI perlu memastikan bahwa penurunan suku bunga tidak mengganggu stabilitas makroekonomi dan nilai tukar rupiah.
Keputusan BI untuk mempertahankan atau menurunkan suku bunga akan memiliki dampak yang signifikan bagi pasar keuangan dan pelaku ekonomi.
Jika BI mempertahankan suku bunga, hal ini akan memberikan kepastian bagi investor dan pelaku pasar bahwa BI tetap fokus pada menjaga stabilitas makroekonomi.
Di sisi lain, jika BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal ini dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi, namun juga berpotensi memicu volatilitas di pasar keuangan.
Bagi sektor perbankan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga akan memberikan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan kondisi likuiditas yang ketat.