Pemerintah Perkuat Hilirisasi Sawit di 2025 : Peluang Baru bagi Petani dan Pengembangan Biodiesel !

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (keempat dari kanan) menghadiri konferensi pers RAPBN 2025 di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2024) sore-FOTO : ANTARA-

BACA JUGA:Mengoptimalkan Iklan dengan Teknologi AI : Bagaimana MGID Mengubah Lanskap Periklanan Digital !

Kinerja ekspor kelapa sawit Indonesia terus menunjukkan tren positif.

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai ekspor sawit meningkat dari 16,8 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 23,9 miliar dolar AS pada 2023.

Peningkatan ini mencerminkan upaya berkelanjutan pemerintah dalam memperkuat hilirisasi dan membuka pasar baru bagi produk turunan sawit Indonesia.

BACA JUGA:Cara Mudah Klaim Saldo DANA Rp335.000 dari TikTok Tanpa NIK dan KK, Simak Disini !

BACA JUGA:Top 4 Game Penghasil Uang 2024: Cara Mudah Mengumpulkan Saldo DANA hingga Rp125.000 Setiap Hari!

Peningkatan nilai ekspor tentu berdampak positif terhadap perekonomian nasional, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga sawit pada ambang batas yang wajar agar pendapatan petani tetap terjaga.

Stabilitas harga ini penting karena fluktuasi harga global sering kali berdampak langsung pada pendapatan petani kecil yang bergantung pada harga CPO.

Langkah lain yang diambil pemerintah untuk melindungi kesejahteraan petani adalah dengan menjaga ketersediaan dan keterjangkauan produk-produk turunan sawit di pasar domestik, khususnya biodiesel.

Biodiesel telah menjadi komponen utama dalam program energi terbarukan nasional, dengan penyaluran yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Salah satu keberhasilan besar dari hilirisasi sawit adalah pengembangan biodiesel.

Program ini tidak hanya berhasil mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar fosil, tetapi juga menjadi sumber devisa yang signifikan.

Volume penyaluran biodiesel meningkat dari 0,92 juta kiloliter pada 2015 menjadi 2,24 juta kiloliter pada 2023.

Peningkatan ini berkontribusi pada penghematan devisa impor solar yang signifikan, yakni dari Rp3,7 triliun pada 2015 menjadi Rp121,5 triliun pada 2023.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan