BACA JUGA:5 Kabupaten Penghasil Alpukat Terbesar di Sumatera Selatan : Ternyata Juaranya Bukan Lubuklinggau !
Keberhasilan produk ini bukan sekadar dalam hal penjualan, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan secara ekonomis bagi masyarakat setempat.
Kopi durian telah menjadi simbol dari inovasi lokal yang menginspirasi pengembangan produk komoditas lain di daerah ini, menunjukkan potensi besar untuk bersaing dalam pasar global yang semakin kompetitif.
2. Kain Songket Durian
Di Lubuklinggau, kekayaan budaya juga tercermin dalam kain songket durian.
Merupakan hasil dari upaya mempertahankan tradisi dan kearifan lokal, kain songket durian ini diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan terbaik dan teknik tenun yang tradisional.
Rumah produksi batik dan songket seperti Madani Workshop Batik dan Songket Duren di Kelurahan Aumula Rahayu, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, merupakan pusat penting dalam melestarikan seni tenun ini.
Walikota Lubuklinggau secara resmi meresmikan rumah produksi ini sebagai upaya untuk mempromosikan serta melestarikan budaya lokal.
Kain songket durian tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga mencerminkan keindahan dan keunikan dari Lubuklinggau, menghadirkan kebanggaan bagi penduduk setempat dan menjadi daya tarik bagi pengunjung serta kolektor seni tradisional.
3. Ikan Salai
Ikan Salai Inti adalah produk makanan berupa ikan yang mengalami proses pengasapan berkualitas tinggi, dengan fokus utama pada rasa dan kesehatan.
Diproduksi dari ikan segar yang dipilih dengan standar mutu yang ketat, produk ini telah memperoleh sertifikasi dari BPOM Depkes PIRT dan sertifikasi halal MUI, menjamin keamanan serta kualitasnya bagi konsumen.
Di Kota Lubuklinggau, produksi ikan salai inti melibatkan masyarakat lokal, menjadikan produk ini bukan hanya sebagai sumber pangan tetapi juga sebagai sumber penghasilan ekonomi tambahan.
Saat ini, produk tersedia dalam varian ikan patin asap standar dan fillet patin asap yang telah dibumbui.