Menurut keterangan dari AKP Farizal, Komsiatun saat ini tinggal sendiri di rumah dan berstatus sebagai janda.
Kondisi sosialnya yang tampaknya tidak stabil ini bisa menjadi faktor yang mempengaruhi keputusannya untuk melakukan tindakan yang tidak manusiawi terhadap bayinya sendiri.
Lingkungan sosial yang keras dan tekanan hidup mungkin juga memainkan peran penting dalam tragedi ini.
Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam di hati keluarga Komsiatun, tetapi juga mempengaruhi komunitas di sekitarnya secara luas.
Tanggapan masyarakat terhadap kejadian ini bervariasi dari kecaman keras terhadap tindakan Komsiatun hingga simpati terhadap kondisinya yang sulit.
Namun, yang pasti, tragedi ini memicu diskusi luas tentang perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan mental dan dukungan sosial bagi individu yang berada dalam tekanan emosional dan psikologis yang berat.
Tragedi yang dialami oleh Komsiatun dan bayinya sendiri merupakan cerminan dari keadaan sosial dan psikologis yang kompleks di masyarakat.
Kasus ini mengajarkan kita pentingnya pemahaman dan penanganan yang holistik terhadap masalah kesehatan mental, dukungan sosial, dan perlindungan terhadap hak-hak anak.
Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif dalam masyarakat, sehingga kasus serupa tidak terulang di masa depan. ***