MUARAENIM, KORANPALPOS.COM - Setelah tahun 2022 lalu mendapatkan sertifikat bebas frambusia atau penyakit kulit kronis, kali ini Kabupaten Muara Enim dinyatakan bebas penyakit malaria dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Hal tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat Eliminasi Malaria dari Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof dr Dante Saksono Harbuwono PhD, kepada Kabupaten Muara Enim yang diterima Pj Bupati Muara Enim H Ahmad Rizali MA, pada puncak peringatan Hari Malaria Sedunia Tahun 2024 di Kantor Kemenkes RI, Jakarta, Senin 24 Juni 2024.
Kegiatan tersebut selain dihadiri Pj Bupati Muara Enim secara langsung juga dihadiri oleh Pj Ketua TP PKK Dr dr Hj Rose Mafiana Rizali SpAn didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim dr Eni Zatila MKM dan pejabat terkait.
Pj Bupati Muara Enim HAhmad Rizali, menjelaskan bahwa sertifikat Eliminasi Malaria yang diterima ini menandakan upaya dan kerja keras Pemkab Muara Enim melalui Dinas Kesehatan bersama masyarakat dinyatakan berhasil mengeliminasi kasus penyakit malaria.
BACA JUGA:Polres Muara Enim Anjangsana Purnawirawan Polri dan Warakawuri
BACA JUGA:Polres Muara Enim Upacara Ziarah dan Tabur Bunga
"Penetapan ini didapatkan setelah melalui berbagai tahapan evaluasi dan penilaian, termasuk uji petik dari Kemenkes RI yang kemudian hasilnya ditetapkan berdasarkan sidang Komisi Penilaian Eliminasi Malaria," ujarnya.
Dikatakan Rizali, bahwa setidaknya dalam 3 tahun terakhir sudah tidak ditemukan lagi kasus lokal (indigenous) penularan dan penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu syarat penilaian.
Menurutnya hal tersebut tak lepas dari komitmen dan upaya berkesinambungan yang dilakukan Pemkab Muara Enim, antara lain melalui pembentukan Perda Satgas Penanggulangan Malaria, dukungan khusus melalui APBD dan dana desa dan penguatan kemitraan dengan merangkul program tanggung jawab sosial perusahaan maupun Baznas dalam perbaikan sanitasi maupun lingkungan pemukiman.
Disamping itu Rizali juga menyampaikan bahwa keberhasilan ini juga diperkuat dengan adanya Pos Malaria Desa (Posmaldes) yang terdiri dari para kader penyuluh terlatih dan dibantuk oleh Pramuka Pemantau Jentik (Pramatik) setiap desa maupun kecamatan, khususnya di 3 lokasi fokus kawasan pertambangan berisiko penyebaran malaria, yaitu Kecamatan Rambang Niru, Lawang Kidul dan Tanjung Agung.
BACA JUGA:Kontes Mobil Klasik Warnai Perayaan HUT Bhayangkara ke-78 Tahun di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Kabupaten OKI Dipercaya Jadi Tuan Rumah Ajang LFN Regional Sumsel
"Saya mengucapkan terima kasih atas kekompakan dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan, terutama tim penyuluh kesehatan dan masyarakat Kabupaten Muara Enim," ujarnya.
Sementara itu Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof dr Dante Saksono Harbuwono, sangat mengapresiasi langkah konkret yang telah dilakukan oleh Pemkab Muara Enim yang menurutnya telah dilakukan secara komprehensif dan simultan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Jadi tidak hanya pemerintah daerah semata, melainkan juga menggandeng dunia usaha dan menggerakkan masyarakatnya itu sendiri. Hal ini menurutnya dapat menjadi contoh bagi kabupaten/kota lainnya di Indonesia," tutupnya.(ozi)