JAKARTA - Aktris Nikita Willy membagikan pengalaman dan tips untuk mengatasi trauma makan pada anak saat peringatan HUT ke-70 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Melalui penuturan yang jujur dan penuh perhatian, Nikita menjelaskan cara-cara yang diterapkannya dalam menghadapi masalah tersebut pada anak pertamanya, Isa.
Nikita memulai dengan menekankan pentingnya disiplin saat makan.
“Kita semua tahu kalau proses makan itu ada di meja makan, jadi kalau peraturan di rumah saya, kita biasa makan di meja dan anak di high chair, andai anak mau turun dari kursi, itu artinya proses makan selesai,” ungkapnya.
BACA JUGA:Menghindari Depresi: 10 Tips Emas bagi Lansia yang Merasa Kesepian
BACA JUGA:Sumatera Selatan Kembangkan Kopi Arabika : Era Baru bagi Petani dan Pasar Kopi !
Ia menjelaskan bahwa kedisiplinan ini diterapkan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang waktu dan tempat makan bagi anaknya.
Trauma makan yang dialami Isa, menurut Nikita, dimulai setelah melakukan perjalanan panjang ke Jepang bersama kakek dan neneknya.
Selama di sana, Isa sering diberi camilan enak dan dihibur dengan lagu serta pujian ketika berhasil makan.
Akibatnya, setelah kembali ke tanah air, Isa menunjukkan penolakan dan menangis setiap kali duduk di kursi makan.
BACA JUGA:G Walk Citraland Palembang Hadirkan 9 Wahana Menarik, Rainbow Slide Jadi Unggulan
BACA JUGA:Mengapa Pusing Setelah Makan Daging Kambing? Ini Penyebab dan Solusinya
“Akhirnya anak saya jadi trauma, saya tahu karena setiap diduduki di high chair, dia menangis, dia benci makan,” ujar Nikita.
Untuk mengatasi trauma tersebut, Nikita menerapkan metode "reset week", yaitu periode selama satu minggu di mana ia mencoba memperkenalkan kembali makanan kepada Isa dengan cara yang lebih menyenangkan dan tanpa paksaan.
Dalam periode tersebut, Nikita mempelajari menu-menu yang dapat menarik perhatian Isa dan memberinya makanan setiap dua setengah sampai tiga jam.