Ini menunjukkan dominasi mereka sebagai kekuatan utama dalam sepak bola Eropa.
Pertemuan antara Italia dan Spanyol dalam fase grup Euro 2024 dianggap terlalu dini oleh banyak pengamat.
Sebagai dua tim dengan sejarah panjang di kancah sepak bola Eropa, idealnya mereka bertemu di babak puncak turnamen seperti pada Euro 2008.
BACA JUGA:PIALA EROPA 2024 : Kroasia vs Albania, Pertarungan Menjaga Asa ke Fase Gugur
BACA JUGA:PIALA EROPA 2024 : Mbappe Diharapkan Pulih Sebelum Laga Belanda Vs Prancis
Namun, keadaan ini juga memberi kesempatan bagi keduanya untuk menunjukkan kualitas dan memperebutkan supremasi lebih awal dalam turnamen.
Perbedaan pendekatan dalam permainan menjadi ciri khas kedua tim ini. Italia sering dikenal dengan pertahanan kokoh mereka.
Sementara Spanyol menerapkan gaya "tiki-taka" dengan dominasi penguasaan bola yang tinggi.
Meskipun demikian, Italia di bawah arahan pelatih Luciano Spalletti telah menunjukkan kecenderungan untuk bermain lebih menyerang, sebuah strategi yang diakui oleh lawan-lawan mereka.
Luciano Spalletti, pelatih Italia, telah menegaskan niatnya untuk bermain menyerang dalam pertandingan melawan Spanyol.
Ini tercermin dari pola permainan yang diterapkan dalam pertandingan melawan Albania sebelumnya, di mana Italia meraih kemenangan 2-1.
Formasi 4-3-3 dipilih dengan Gianluca Scamacca sebagai ujung tombak, didukung oleh Federico Chiesa dan Lorenzo Pellegrini di sisi kanan dan kiri serangan.
Spanyol, di bawah kendali Luis de la Fuente, siap untuk menghadapi tantangan dari Italia.
Mereka juga mengandalkan formasi 4-3-3 dengan trio penyerang Nico Williams, Alvaro Morata, dan Lamine Yamal.
Gelandang seperti Pedri, Rodri, dan Fabian Ruiz diharapkan untuk memberikan pengaruh besar di lini tengah, sementara pertahanan mereka dipimpin oleh Dani Carbajal dan Marc Cucurella.
Pertandingan antara Italia dan Spanyol tidak hanya menjadi permainan bola biasa; ini adalah pertunjukan bakat, kelas, dan sejarah.