PALEMBANG - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatra Selatan-Bangka Belitung (Sumsel Babel) menyalurkan 32.000 ton beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) ke wilayah kerjanya hingga Oktober 2023.
"Sejak awal Januari hingga kini ada 32.000 ton beras SPHP yang telah disalurkan. Meski banyak permintaan, tetapi kami tidak membatasi jumlah beras SPHP, namun menyesuaikan dengan kebutuhannya," kata Kepala Kanwil Perum Bulog Sumsel Babel Mohammad Alexander di Palembang, Selasa (18/10).
Ia mengatakan saat ini mengintensifkan kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota yang ada di wilayah Sumsel Babel untuk menggelar operasi pasar murah dan juga melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
BACA JUGA:Dalam Proses Pencairan, Usul Penambahan Feeder
"Dalam kegiatan pasar murah Bulog tidak hanya menjual beras SPHP saja, tetapi komoditi lain seperti gula pasir dan minyak goreng yang dijual berbarengan dengan beras SPHP yang mana dijual dalam bentuk paket yang isinya beras dan minyak atau beras dan gula pasir. Paket itu dibandrol dengan harga Rp67.000, warga bisa mendapatkan beras kemasan 5 kilogram dan minyak goreng 1 liter atau gula pasir 1 kilogram," katanya.
Selain itu, Bulog Sumsel Babel juga terus menggelontorkan beras SPHP ke pasar tradisional, ritel modern dan outlet binaan Bulog yaitu Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai upaya menekankan harga beras yang sedang mengalami kenaikan.
"Beras SPHP ini adalah beras medium, namun untuk kualitasnya premium dan dijual oleh Bulog maksimal Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp10.900 per kilogram atau Rp54.500 per kemasan 5 kilogram," lanjutnya.
BACA JUGA:Dapat Meruntuhkan Kebijakan Pemerintah
Meski beras SPHP terus digelontorkan oleh Pemerintah, akan tetapi ia memastikan jika stok beras di wilayah Sumsel masih akan tetap aman hingga awal tahun 2024.
"Stok beras di Sumsel Babel saat ini diperkirakan kurang lebih masih sebanyak 25.000 ton, beras ini merupakan beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tidak hanya untuk operasi pasar saja, tapi untuk penyaluran Bantuan Pangan Beras dan sampai saat ini."
Ia mengungkapkan telah menyalurkan bantuan pangan tahap dua itu sejak bulan September 2023 hingga November 2023.
BACA JUGA:Strategi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
"Untuk alokasi bulan September 2023 realisasinya sudah 100% disalurkan kepada KPM, sedangkan untuk alokasi Oktober 2023 sudah terealisasi sebesar 90 persen dan jika sudah 100 persen dan kami akan melanjutkan untuk penyaluran alokasi November nanti. Sehingga intinya SPHP jalan dan bantuan pangan tetap jalan, semoga penyaluran beras ini dapat membantu menekan laju inflasi khususnya dari komoditi beras," ucapnya.
Diketahui, beras yang ada di gudang Bulog Sumsel Babel itu merupakan beras pengadaan dari petani yang ada di Sumsel.
"Selain itu juga ada pasokan beras impor dari Thailand dan Vietnam yang telah masuk ke gudang Bulog diwilayah Kanwil Bulog Sumsel Babel yang jumlahnya kurang lebih 72.000 ton," ungkap Alex. ***