Malam itu merupakan malam tak terlupakan baginya dan malam itu adalah malam yang membuatnya kehabisan kata-kata di depan para jurnalis pada jumpa pers.
“Malam istimewa bagi saya, gol debut di GBK untuk tim nasional, saya ditonton keluarga dan juga teman-teman saya, saya bisa merayakan ini bersama mereka, dan itu sangat spesial bagi saya,” kata Thom.
“Pertama-tama, atmosfernya sulit dijelaskan, coba rasakan sendiri, sangat istimewa, antusiasme masyarakat bisa dirasakan di atas lapangan oleh para pemain. Ini adalah sesuatu yang benar-benar istimewa bagi para pemain di atas lapangan,” tambahnya.
Tak ingin kalah dengan Thom, Calvin Verdonk yang membuat debutnya bersama Garuda juga tampil ciamik.
Verdonk menolak adaptasi karena tampil sangat apik sebagai bek kiri dengan tiga umpan kunci dan beberapa peluang gol sebelum digantikan Pratama Arhan pada menit ke-67. Seperti halnya Thom, ia juga terkesima dengan atmosfer suporter di SUGBK.
“Saya pikir ini pertandingan yang menyenangkan dengan atmosfer yang luar biasa, sangat senang berada di sini,” kata Verdonk.
Baik Thom dan Verdonk, keduanya menatap laju Indonesia di putaran ketiga yang akan bertemu negara-negara yang lebih kuat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga Iran.
Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang lolos ke putaran ketiga.
Pintu menuju panggung Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko masih jauh dan oleh karena itu pencapaian ini haram hukumnya jika sampai membuat kepala penggawa Garuda membesar.
Masih ada waktu tiga bulan sebelum putaran ketiga dimulai pada September mendatang.
Tiga bulan akan menjadi waktu krusial bagi Indonesia untuk mematangkan kekuatan agar tak bernasib sama seperti Thailand dan Vietnam yang hanya menjadi juru kunci di dua edisi putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia pada tahun 2018 dan 2022.
Di tengah kritikan penggunaan pemain naturalisasi, tak akan pernah tertutup fakta bahwa 11 pemain plus cadangan pasti tercatat di buku sejarah sebagai nama-nama yang mengantarkan Indonesia melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk pertama kalinya.
Jay Idzes, Thom Haye, hingga Shayne Pattynama memang tumbuh dan besar di negara lain.
Namun, seperti penggalan lirik lagu Tanah Airku "Biar pun saya pergi jauh. Tidak kan hilang dari kalbu" darah Merah Putih tetap mengalir deras di tubuh mereka.
Siapapun pemainnya, dari manapun pemain itu lahir, selagi ada lambang Garuda di dada sebelah kiri, mereka adalah putra-putra terbaik bangsa yang patut kita banggakan.
Dengan saling percaya dan mendukung satu sama lain, mimpi Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia 2026 mungkin bukan hanya sekadar impian, melainkan sebuah kenyataan yang bisa diraih bersama.