Penggunaan jengkol sebagai bahan utama dalam rendang merupakan sebuah inovasi yang menarik.
BACA JUGA:Kenikmatan Sarapan Lontong Opor di Pagi Hari : Tradisi dan Sensasi Kuliner Nusantara
BACA JUGA:Pempek Keriting Makanan Ikonik Palembang yang Mendunia
Dalam rendang jengkol, potongan jengkol dimasak dengan cara yang sama seperti daging dalam rendang tradisional.
Jengkol terlebih dahulu direbus untuk mengurangi bau dan melunakkannya, kemudian dimasak perlahan bersama santan dan rempah-rempah hingga bumbu meresap dan tekstur jengkol menjadi empuk.
Menurut Chef Iwan, seorang koki terkenal yang sering mengeksplorasi masakan tradisional Indonesia, rendang jengkol memiliki cita rasa yang unik.
"Jengkol memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang khas, ketika dimasak dengan bumbu rendang, hasilnya adalah perpaduan rasa yang kaya dan kompleks. Aromanya memang kuat, tapi bagi penggemar jengkol, ini adalah surga kuliner," ujarnya.
Meskipun inovatif, penerimaan rendang jengkol di masyarakat terbagi dua.
Bagi sebagian orang yang sudah terbiasa dengan jengkol, hidangan ini adalah sebuah kenikmatan baru yang memadukan dua elemen favorit mereka.
Namun, bagi mereka yang kurang menyukai jengkol, aroma dan rasa yang kuat tetap menjadi penghalang.
Namun demikian, berbagai restoran dan warung makan di Sumatera Barat dan beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung mulai menyajikan rendang jengkol.
Banyak yang penasaran dan ingin mencoba sensasi baru ini.
"Awalnya saya ragu, tapi setelah mencoba, ternyata enak juga. Bumbunya menyatu sempurna dengan jengkol," kata Rina, seorang pelanggan di salah satu rumah makan Padang di Jakarta.
Selain cita rasa yang unik, jengkol juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan.
Jengkol kaya akan protein nabati yang baik untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
Kandungan serat yang tinggi membantu pencernaan dan mencegah sembelit.