1. Surabaya: Penutup Lokalisasi Dolly Menjadi Langkah Tepat dalam Mengatasi Permasalahan Seks
Surabaya, sebuah kota yang memiliki sejarah panjang, menjadi sorotan atas penutupan lokalisasi Dolly pada Rabu, 18 Juli 2018.
Lokalisasi ini, yang telah menjadi pusat prostitusi terbesar di Indonesia, telah menjadi momok bagi masyarakat Surabaya selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Siapa Gubernur Sumatera Selatan Pertama ? Berikut Daftar 16 Gubernur dari Tahun 1945 sampai 2023 !
Namun, mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dengan tegas mengambil langkah untuk menutup lokalisasi ini, meskipun mendapat penolakan dari beberapa pihak.
Sebagai kota dengan tingkat seks yang tinggi, Surabaya juga tercatat sebagai salah satu kota dengan tingkat penyebaran HIV/AIDS tertinggi.
Kondisi ini, tentu saja, sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat. Oleh karena itu, penutupan Dolly menjadi langkah yang tepat dalam upaya mengatasi permasalahan seks yang kronis di Surabaya.
2. DKI Jakarta: Kebebasan Seks di Tengah Kemewahan Hidup
DKI Jakarta, ibu kota Indonesia, telah lama dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat kehidupan yang mewah.
Namun, di balik gemerlapnya, Jakarta juga memiliki sisi gelap yang tidak bisa diabaikan: kebebasan seks.
Banyak tempat di Jakarta yang menjadi sarang bagi praktik seks bebas, yang dilakukan secara terbuka oleh sebagian masyarakatnya.
Faktor-faktor seperti individualisme yang tinggi, keinginan hidup mewah, dan pengaruh budaya Barat, semakin memperparah kondisi ini.
Sehingga, Jakarta menjadi salah satu kota 'berdosa' di Indonesia yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasinya.
3. Malang: Kota Pendidikan dengan Budaya Seks yang Meningkat
Kota Malang, yang dikenal sebagai Kota Pendidikan, juga tidak luput dari dampak budaya seks yang semakin merajalela. Dr. Boyke Nugraha, SpOG, MARS, mengungkapkan bahwa perilaku seks di Malang hampir sama massifnya dengan kota Bandung dan Yogyakarta.