Selama masa jabatan mereka, para gubernur ini telah memberikan kontribusi yang beragam bagi pembangunan dan kemajuan Sumatera Selatan.
Beberapa di antaranya memiliki fakta menarik dalam sejarah politik dan pembangunan provinsi ini.
AK Gani, misalnya, adalah tokoh perjuangan asal Sumatera Barat yang diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Pada tahun 1945, ia menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi di Palembang.
Mohammad Isa, yang diangkat sebagai Residen Palembang pada tahun 1948, kemudian menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Selatan.
Dia juga merangkap sebagai Komisaris RIS untuk Negara Sumatra Selatan dan daerah Bangka-Belitung dengan tugas mengambil alih kekuasaan Wali Negara Sumatera Selatan.
HA Bastari, pada masa kepemimpinannya, giat menata dan mendisiplinkan pegawai serta melakukan reformasi birokrasi.
Dia juga merencanakan penghapusan karesidenan dan kewedanaan serta memulai pembangunan Jembatan Ampera pada tahun 1962.
Syahrial Oesman, di sisi lain, menginisiasi pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-api yang menjadi kawasan pelabuhan terpadu dan multi moda bagi pembangunan angkutan jalan dan kereta api.
Masa jabatan gubernur Sumatera Selatan tidak hanya mencakup pembangunan fisik, tetapi juga berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta penguatan ekonomi daerah.
Dalam konteks politik Indonesia saat ini, Provinsi Sumatera Selatan tetap menjadi salah satu basis politik yang signifikan.
Kontribusi politik dan pembangunan dari gubernur-gubernur sebelumnya menjadi fondasi bagi pembangunan berkelanjutan di provinsi ini.
Dengan memahami sejarah dan dinamika politik yang telah terjadi, Provinsi Sumatera Selatan dapat terus mengarahkan pembangunan menuju kemajuan yang berkelanjutan, serta menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia.
Dengan potensi sumber daya alam dan manusianya, Sumatera Selatan memiliki peluang yang besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi Indonesia.***