OGANILIR, KORANPALPOS.COM - Merebaknya penyakit ngorok atau virus SE (Septicaemia Epizootice) yang banyak menewaskan ternak kerbau membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Ogan Ilir mengambil langkah antisipasi.
Sedikitnya kurang lebih 300 ekor kerbau dan sapi di Ogan Ilir telah dilakukan vaksinasi untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Bukan hanya kerbau vaksinasi tersebut juga dilakukan terhadap sapi.
Menurut keterangan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir Abi melalui Staf Bidang Peternakan, Taufiq Ismail mengatakan untuk di Ogan Ilir sendiri telah ada tiga kasus kerbau yang tewas terjangkit virus tersebut.
"Selain tiga yang telah jadi korban, ada 25 ekor kerbau yang terlapor ke kami yang di potong paksa karena terjangkit penyakit SE. Daripada rugi besar lebih baik jual setelah di potong," kata Taufiq, Selasa, 16 April 2024.
BACA JUGA:H Trisko Defriansyah Sidak Langsung ke RS dan Disdukcapil Lubuklinggau dan Temukan Hal Ini!
BACA JUGA:Lulusan Baru SMA/Sederajat Serbu Disdukcapil Lubuklinggau, Ada Apa Ya ?
Dikatakan Taufik, daging yang kerbau yang telah terjangkit tidak memiliki efek negatif sehingga masih layak untuk konsumsi.
"Alhamdullah untuk penyekit SE daging kerbau yang terjangkit masih dapat dan aman dikonsumsi oleh manusia," katanya.
Di Ogan Ilir sendiri, katanya terdapat empat wilayah atau titik sentra peternakan kerbau tersebar di wilayah Kecamatan Indraalya Utara, Indralaya Selatan, Tanjung Raja dan Pemulutan Barat.
"Kita terus aktif melakukan vaksinasi dan menawarkan vaksinasi kepada para petani dan peternak. Untuk hari ini ada dua lokasi yang kita lakukan vaksin," ungkapnya.
BACA JUGA:Minimalkan Risiko, Turunkan Tim Pengurai Kemacetan
BACA JUGA:Merasa Tidak Enak Badan, Pemudik Mendapatkan Perawatan Posyan Jembatan Enim II Muara Enim
Sementara salah seorang peternak kerbau asal Desa Sejaro Sakti, Erlan mengatakan bahwa untuk ternak kerbaunya sejauh ini belum ada yang terjangkit. Kendati demikian dirinya telah memvaksinasi semua ternaknya.
"Untuk tanda tanda terjangkitnya virus SE ini awalnya nafsu makan berkurang, keluar air liur, badanya keluar keringat setelah itu kerbau keluar suara atau ngorok sesak nafas. Setelah ngorok paling lama sekitar 2 jam kerbau tersebut langsung mati," kata dia.
Dirinya berharap virus SE ini dapat secepatnya ditanggulangi agar para peternak dapat leluasa dalam peternak yang menjadi penghasilan tambahan disamping bertani.