"Lihat saja tuh coach Shin Tae-yong, dia liat siapa pemain yang berkembang di liga domestik, seperti Wahyu Presetyo. Dia kan dipanggil ada aja. Jadi engga perlu khawatir ya. Jadi jangan sampai ada pro kontra," ungkapnya.
Begitu pun dengan pengamat sepak bola lainnya, Justinus Lhaksana.
Lelaki yang akrab disapa Coach Justin ini mengaku tidak mempermasalahkan latar belakang pemain.
"Selama kita membela Indonesia whatever jenis kulit lu, agama lu dan lain-lain. Ya kita tetap bangga karena ini yang dibela merah putih. Mereka nyanyi Indonesia Raya sebelum pertandingan," ujar Coach Justin dikutip dari @halfblood_indonesie.
Coach Justin juga menambahkan kita tidak boleh terlalu picik mikirin local pride, local pride.
Mending kalau local pride hebat tapi faktanya kan enggak, kalo mereka hebat, Shin Tae-yong nggak usah cari naturalisasi,” imbuhnya.
Lain halnya dengan Rully Nere.
Legenda sepak bola Indonesia ini berpendapat, program naturalisasi pemain yang tengah gencar dilakukan PSSI secara tidak langsung mematikan motivasi dan mimpi anak-anak lokal yang ingin bermain membela Timnas Indonesia.
Dia mengkhawatirkan program naturalisasi tersebut bisa mematikan motivasi para pemain muda yang saat ini tengah dibina untuk bisa menjadi pemain masa depan Indonesia.
Sebab ketika latihan setengah mati, pada akhirnya PSSI justru lebih memilih naturalisasi pemain keturunan.
Di sisi lain, kehadiran pemain naturalisasi menjadikan Timnas Indonesia makin kokoh.
Sebut saja kehadiran Jay Noah Idzes.
Lahir di Mierlo, tumbuh di kota industri Eindhoven, dan ditempa di indahnya kota Venesia, benteng kokoh yang sempurna dalam debutnya bersama Garuda itu bernama Jay Noah Idzes.
Jay, bek 23 tahun yang sah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) akhir Desember tahun lalu, tak perlu lama menunggu waktu lama debutnya bersama timnas Indonesia.
Masuk dalam 26 skuad yang dipanggil pelatih Shin Tae-yong, Jay langsung ditampilkan sebagai starter saat Indonesia menang 1-0 Vietnam berkat gol Egy Maulana Vikri (52') pada laga ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran kedua Grup F di depan puluhan ribu suporter yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis, 21 Maret malam.
Absennya dua bek tengah langganan, Elkan Baggot dan Jordi Amat, bak berkah di bulan Ramadhan bagi pria kelahiran Mierlo, Belanda 2 Juni 2000 itu.