BACA JUGA:Kiat Tampil Segar Bugar Selama Berpuasa ala Andien Aisyah
Perintah wajibnya berpuasa Ramadhan bagi umat Islam tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 183:
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ"
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."
Perbedaan waktu awal dan akhir Ramadhan terjadi karena berbagai faktor, termasuk perbedaan metode penentuan kalender Hijriyah yang digunakan di berbagai negara atau wilayah.
Beberapa menggunakan metode observasi langsung bulan sabit, sementara yang lain mengandalkan perhitungan astronomi yang rumit.
Selain itu, perbedaan garis bujur juga mempengaruhi waktu matahari terbit dan matahari terbenam, yang pada gilirannya memengaruhi awal dan akhir Ramadhan di suatu wilayah.
Meskipun demikian, perbedaan waktu ini tidak mengurangi nilai atau makna ibadah puasa Ramadhan bagi umat Islam.
Puasa tetap dijalankan dengan penuh kesungguhan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam kesimpulan, puasa Ramadhan bukan hanya sebuah kewajiban agama, tetapi juga merupakan warisan bersejarah yang sarat akan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan.
Semoga dengan menjalankan ibadah puasa ini, umat Islam dapat merasakan manfaat spiritual dan moral yang dijanjikan, serta mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawab. (*/sumber : sahabat.pegadaian.co.id)