Hal yang harus ditahan untuk tidak dilakukan adalah makan, minum, melakukan hubungan badan pada siang hari, dan lainnya.
BACA JUGA:Puasa Membentuk Karakter Pribadi Mulia BACA JUGA:Menuju Kemenangan RamadhanPada aspek di luar ketubuhan, yang sebaiknya, bahkan harus dihindari, adalah tidak mudah marah atau menjaga tindakan yang dapat melukai perasaan orang lain.
Pada saat berpuasa kita digiring secara berjamaah dalam waktu bersamaan untuk menampilkan sifat-sifat dan perilaku terbaik kepada manusia lainnya, bahkan untuk seluruh alam.
Karena itu, Nabi Muhammad mengingatkan orang berpuasa untuk tidak hanya menahan haus dan lapar.
Dalam sebuah riwayat hadist disebutkan oleh Nabi Muhammad bahwa "Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya, kecuali hanya rasa lapar dan dahaga".
Peringatan dari Nabi Muhammad itu disampaikan agar orang berpuasa betul-betul melatih jiwa, kemudian perilakunya, untuk memeragakan yang terbaik sebagai umat akhir zaman.
Allah sendiri menempatkan puasa sebagai ibadah istimewa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.
Dalam hadits qudsi (firman Allah yang disampaikan lewat sabda Nabi) ditegaskan bahwa setiap amalan anak Adam adalah milik umat itu sendiri, kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku (Allah) dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya." (HR Bukhari dan Muslim).
Lewat latihan puasa, Allah mendidik manusia untuk menjadi umat yang lebih berkualitas, yakni umat yang tidak dengan mudah melayani keinginan nafsu (ego) yang menjadi penyebab kerusakan di Bumi.
Karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan yang proses perjuangannya melampaui beratnya perang Badar pada masa Rasulullah.
Sebagai latihan perang, tentu ada saat si terlatih itu harus mempraktikkan apa yang telah dilatihkan itu, tidak hanya pada bulan Ramadhan.
Justru latihan selama bulan puasa itu harus dibawa terus untuk menjalani kehidupan sebagai umat terbaik dalam mengelola kehidupan di Bumi atau Khalifah fil ardh.
Lewat puasa, kesadaran bahwa Allah selalu bersama kita di mana pun dan kapan pun terus menyala.
Pada saat bersamaan, kesadaran bahwa kita tidak boleh berbuat menyimpang dari tuntunan Allah dengan sangat mudah selalu terjaga.
Jika ada kesempatan kita untuk mencuri atau dalam konteks kekinian untuk korupsi, kita segera sadar bahwa kita sedang berpuasa.
Jika ada kesempatan kita untuk bergunjing tentang orang lain, karena saat itu sedang berpuasa, maka kita cepat sadar bahwa itu perilaku tidak baik.