PERANG Badar dikisahkan merupakan pertempuran paling dahsyat dan berat yang pernah dijalani umat Islam bersama Nabi Muhammad saw.
Hanya, para sahabat dibuat tercengang oleh pernyataan Rasulullah bahwa akan ada perang lebih berat yang akan dihadapi oleh umat Muhammad.
Ketika para sahabat bertanya, perang apa itu ya Rasulullah, Nabi terakhir itu menjawab, pertempuran paling berat itu adalah melawan hawa nafsu (diri sendiri).
Sesungguhnya perang melawan hawa nafsu itu tidak mengenal ruang dan waktu.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (6)
BACA JUGA:Amalan-amalan Baik di Bulan RamadanBACA JUGA:Amalan-amalan Baik di Bulan Ramadan
Perang itu "harus" dijalani oleh umat Muhammad setiap saat dan di mana pun berada.
Ramadhan adalah bulan istimewa, di mana umat Islam dididik untuk menjadi insan yang tangguh menghadapi perang di luar atau supra-Badar.
Pada bulan suci ini kita dilatih selalu mampu melampaui hawa nafsu, lewat pengendalian nafsu makan dan minum, dengan mengatur pola pemenuhan isi perut.
Kalau di luar puasa, kita boleh makan atau minum setiap saat, maka saat puasa kita dilatih berjeda, yakni sekitar 14 jam di siang hari untuk tidak mengonsumsi apa pun, yakni dari subuh hingga sebelum waktu magrib tiba.
BACA JUGA:Tips Sehat Berpuasa di Bulan Ramadan
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (4)
Meskipun yang dikendalikan adalah aspek tubuh, puasa itu ditujukan untuk memberi dampak pada peningkatan kualitas jiwa bagi yang menjalankannya.
Dampak yang biasanya mudah terlihat dari seseorang yang menjalankan puasa adalah mampu memasuki kondisi jiwa yang lebih sabar dibandingkan dengan saat tidak berpuasa.
Hakikat berpuasa adalah ibadah yang melatih pelakunya untuk mampu menahan diri dari melakukan sesuatu yang secara mudah bisa bisa dilakukan.