Humas RS HM Rabain, Jauhari, mengonfirmasi bahwa korban yang dibawa ke rumah sakit termasuk Edi Saputra dari Palembang dan Resto dari Makassar.
Dua korban tersebut akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis.
Sementara itu, lima korban lainnya dirawat di Puskesmas Gunung Megang sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Prabumulih.
BACA JUGA:Kejati Sumsel Tahan Tersangka Korupsi Penjualan Aset Asrama Mahasiswa
BACA JUGA:PNS Puskesmas Barat Prabumulih Disiram Air Keras : Begini Kronologi dan Kondisi Korban !
Dari penjelasan PPK BBJN Sumsel, Surya Perdana, kronologi kejadian tersebut berawal dari persiapan pada pukul 09.00 WIB, diikuti inspeksi bersama PT KAI.
Namun, terjadi miskomunikasi yang menyebabkan kecepatan pengangkatan girder tidak seimbang. Hal ini mengakibatkan girder terguling dan roboh ke arah kanan.
Meskipun kereta yang melintas bisa menjadi faktor getaran, namun menurut Perdana, itu tidak terlalu berpengaruh terhadap kejadian tersebut.
Saat ini, pemasangan balok girder telah terhenti dan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk memperbaiki dan melanjutkan pembangunan.
Kapolres Muara Enim, AKBP Jhoni Eka Putra SH SIK MM, mengkonfirmasi bahwa korban telah diberikan penanganan medis dan pihaknya telah berkoordinasi dengan PT KAI untuk evakuasi kereta.
Meskipun akses jalan umum sempat ditutup, namun sekarang sudah bisa dilintasi karena gerbong sudah ditarik.
Kecelakaan ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan kerja dan koordinasi antarpihak terkait dalam setiap proyek konstruksi.
Semoga peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan faktor keamanan dalam setiap tahapan pembangunan infrastruktur.***