Modal yang relatif terjangkau namun memiliki potensi keuntungan tinggi menjadi alasan utama bisnis ini diminati.
Tak sedikit pelaku UMKM yang mengembangkan racikan gula aren khas Indonesia untuk dipadukan dengan boba, sehingga menciptakan cita rasa lokal yang membedakan dari merek internasional.
Perpaduan bahan lokal dan sentuhan modern membuat es boba buatan UMKM semakin diminati.
Para pelaku bisnis juga memanfaatkan layanan pesan antar makanan yang kini semakin populer.
Penjualan es boba secara online melalui aplikasi membuat minuman ini semakin mudah dijangkau, bahkan oleh konsumen di daerah yang jauh dari pusat kota.
Meski menawarkan kenikmatan yang sulit ditolak, pecinta es boba perlu mengetahui kandungan kalorinya. Boba terbuat dari tapioka yang mengandung karbohidrat tinggi.
Sementara campuran susu, krimer, gula, dan sirup dalam minuman boba dapat meningkatkan jumlah kalori secara signifikan.
Satu gelas es boba ukuran standar bisa mencapai 300–600 kalori, tergantung bahan dan ukuran gelas.
Konsumsi es boba sebaiknya tidak berlebihan, terutama bagi mereka yang sedang menjaga berat badan atau memiliki masalah kesehatan seperti diabetes.
Meski begitu, es boba tetap aman dinikmati asal dikonsumsi secara bijak.
Es boba kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.
Banyak anak muda menjadikan minuman ini sebagai teman nongkrong atau kegiatan santai. Kedai boba pun didesain dengan interior menarik untuk menciptakan pengalaman minum yang lebih menyenangkan.
Tidak hanya itu, es boba juga menjadi pilihan minuman dalam acara keluarga, perayaan kecil, hingga kegiatan komunitas.
Tren membawa minuman boba saat bepergian juga semakin sering terlihat, menunjukkan bagaimana minuman ini sudah melekat dalam aktivitas sehari-hari.
Ke depan, tren es boba diprediksi tidak akan meredup.
Banyak produsen mulai menghadirkan varian rendah gula, boba berbahan dasar rumput laut, hingga penggunaan susu nabati seperti almond atau oat milk untuk menjangkau konsumen yang lebih peduli kesehatan.