Beberapa pedagang juga menambahkan potongan tape ketan, alpukat, atau nangka untuk menambah variasi rasa.
Dalam tradisi Jawa, es dawet hitam memiliki makna simbolis yang cukup dalam.
Biasanya, minuman ini disajikan dalam acara pernikahan atau upacara adat.
Konon, warna hitam melambangkan keteguhan dan kekuatan, sedangkan manisnya gula merah mencerminkan harapan agar kehidupan rumah tangga atau acara yang dirayakan selalu dipenuhi kebahagiaan.
Selain itu, penggunaan bahan alami dari hasil bumi juga menggambarkan rasa syukur masyarakat terhadap alam yang melimpah. Oleh karena itu, es dawet hitam bukan sekadar minuman, melainkan juga simbol harmoni antara manusia dan alam.
Kini, es dawet hitam tidak hanya ditemukan di Purworejo saja.
Banyak kafe dan restoran modern yang mengadaptasi minuman ini menjadi sajian kekinian.
Misalnya, es dawet hitam disajikan dengan topping es krim, boba, atau jelly untuk menarik minat generasi muda.
Beberapa pengusaha kuliner juga mulai menjual es dawet hitam dalam kemasan botol, sehingga lebih praktis dan bisa dijual secara online.
Inovasi ini membantu memperluas pasar dan memperkenalkan minuman tradisional ini ke khalayak yang lebih luas, tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.
Selain menyegarkan, es dawet hitam juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan.
Abu merang yang digunakan sebagai pewarna alami mengandung mineral seperti kalsium dan kalium dalam jumlah kecil.
Tepung beras yang menjadi bahan utama dawet juga baik untuk pencernaan karena mudah dicerna.
Sementara itu, gula merah mengandung antioksidan alami yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, dan santan mengandung lemak sehat yang memberi energi.
Namun, tentu saja, konsumsi tetap harus dalam batas wajar agar tidak berlebihan kadar gula dan lemaknya.
Es dawet hitam adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan.