Mesin Hybrid: PHEV vs e-Power
Perbedaan utama antara kedua SUV ini ada di teknologi hybrid yang digunakan.
Jaecoo J8 SHS ARDIS menggunakan mesin plug-in hybrid (PHEV) dengan mesin bensin 1.500 cc TGDI dan baterai 34,46 kWh.
Dengan kombinasi ini, mobil mampu berjalan hingga 1.400 km dalam mode hybrid dan 180 km dalam mode EV full listrik.
Nissan X-Trail e-Power mengusung sistem series hybrid khas e-Power, di mana mesin bensin hanya berfungsi sebagai generator untuk mengisi baterai dan motor listrik menjadi penggerak utama roda.
Hasilnya, mobil memberikan sensasi berkendara seperti mobil listrik murni tanpa perlu repot charging eksternal.
Bagi konsumen, pilihan ini tergantung kebutuhan: Jaecoo lebih fleksibel karena bisa charging eksternal dan punya jarak tempuh jauh, sementara Nissan lebih praktis untuk mereka yang tidak ingin repot mengisi baterai di rumah.
Rekor MURI: Keunggulan Jaecoo
Salah satu pencapaian membanggakan dari Jaecoo J8 SHS ARDIS adalah keberhasilannya mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai mobil hybrid dengan jarak tempuh terjauh dalam satu kali pengisian listrik dan BBM.
Mobil ini berhasil menempuh 1.660 km nonstop, angka yang sulit disaingi kompetitor manapun di kelasnya.
Nissan X-Trail e-Power memang terkenal efisien, namun hingga kini belum ada klaim rekor resmi seperti yang diraih Jaecoo.
Keunggulan ini menjadi modal penting bagi Jaecoo untuk menegaskan bahwa teknologi mereka bukan sekadar gimmick, melainkan benar-benar teruji di lapangan.
Suspensi dan Kenyamanan Berkendara
Jaecoo J8 SHS ARDIS hadir dengan teknologi ARDIS (All-Road Drive Intelligent System) yang bekerja bersama CDC Magnetic Suspension.
Kombinasi ini membuat mobil lebih stabil, adaptif terhadap berbagai kondisi jalan, dan tetap nyaman meski dipacu di medan sulit.
Sementara Nissan X-Trail e-Power mengandalkan sistem All-Wheel Drive dengan teknologi e-4ORCE, yang mengatur distribusi torsi ke setiap roda secara real time.