Ketiga tokoh ini konon pernah bermusyawarah di atas batu tersebut, sehingga batu itu dinamakan Tri Sakti.
Ada juga versi lain yang menyebut tiga tokoh perempuan sakti bernama Sebei Sebietan, Sebei Kikis, dan Sebei Teret sebagai asal-usul nama Tri Sakti.
Hingga kini, situs ini tetap dijaga dan menjadi saksi bisu sejarah panjang Suku Rejang.
Hanya berjarak sekitar 50 meter dari Batu Tri Sakti, terdapat batu megalitikum lainnya yang dikenal dengan sebutan Batu Menangis atau Putri Selangkah.
Untuk mencapainya, pengunjung harus menaiki anak tangga yang cukup curam.
Konon, batu ini berkaitan dengan kisah Putri Gemerincing Emas, seorang tokoh perempuan sakti yang dikenal masyarakat dengan sebutan Putri Slangkah.
Legenda menyebutkan bahwa batu tersebut pernah mengeluarkan air seolah-olah menangis, sehingga masyarakat menyebutnya Batu Menangis.
Cerita ini diyakini berasal dari era kejayaan Kerajaan Sriwijaya di wilayah Rejang Lebong, meski lokasi pasti pusat kerajaan tersebut hingga kini masih menjadi misteri.
Kehadiran Batu Tri Sakti dan Batu Menangis menambah nuansa mistis di kawasan Suban Air Panas.
Banyak pengunjung percaya bahwa kedua situs tersebut menyimpan energi spiritual yang kuat.
Sebagian masyarakat bahkan masih melakukan ritual doa atau ziarah ke lokasi batu tersebut, meski dalam skala kecil.
Cerita-cerita mistis yang berkembang justru menambah daya tarik wisata, karena memadukan pengalaman rekreasi dengan sejarah dan budaya.
Tidak sedikit wisatawan yang datang bukan hanya untuk berendam di air panas, tetapi juga ingin merasakan langsung aura mistis dari situs peninggalan tersebut.
Suban Air Panas bukan hanya sekadar objek wisata lokal, tetapi juga berpotensi menjadi ikon pariwisata Bengkulu.
Dengan keindahan alam, kekayaan sejarah, serta akses yang mudah dijangkau, kawasan ini mampu bersaing dengan destinasi wisata populer di provinsi lain.
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong bersama pengelola terus melakukan perbaikan fasilitas, promosi, hingga penguatan sektor ekonomi kreatif di sekitar kawasan.