Bapanas juga mencatat penurunan pada harga kebutuhan pokok lainnya, di antaranya:
Gula konsumsi: Rp18.027 per kg, turun dari Rp18.242 per kg.
Minyak goreng kemasan: Rp20.605 per liter, turun dari Rp21.032 per liter.
Minyak goreng curah: Rp17.222 per liter, turun dari Rp17.503 per liter.
Minyakita: Rp17.292 per liter, turun dari Rp17.508 per liter.
Tepung terigu curah: Rp9.557 per kg, turun dari Rp9.864 per kg.
Tepung terigu kemasan: Rp12.720 per kg, turun dari Rp13.079 per kg.
Garam konsumsi: Rp11.218 per kg, turun dari Rp11.627 per kg.
Adapun pada sektor perikanan, ikan kembung justru naik menjadi Rp42.507 per kg dari Rp41.757 per kg.
Sementara ikan tongkol turun menjadi Rp35.303 per kg dari Rp35.563 per kg, dan ikan bandeng berada di Rp34.009 per kg dari Rp35.303 per kg.
Menurut pengamat pangan, tren penurunan harga ini tidak lepas dari beberapa faktor, di antaranya mulai masuknya panen raya di sejumlah daerah, stabilisasi harga melalui program pemerintah, serta menurunnya biaya distribusi di beberapa jalur logistik.
Pemerintah melalui Bapanas menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha untuk menjaga ketersediaan pasokan.
Kepala Bapanas menyampaikan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan harga harian melalui Panel Harga Pangan Nasional.
Beras, cabai, bawang, gula, dan minyak goreng merupakan komoditas yang sangat berpengaruh terhadap inflasi.
Dengan tren penurunan harga yang tercatat kali ini, sejumlah ekonom memperkirakan tekanan inflasi pangan pada September bisa lebih terkendali dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Data Bapanas pada Selasa (9/9) memperlihatkan bahwa harga beras premium dan medium mengalami penurunan, diikuti turunnya sejumlah komoditas pangan strategis lainnya, mulai dari bawang, cabai, kedelai, hingga minyak goreng.