UNIK,KORANPALPOS.COM – Mainan slime kini menjadi salah satu favorit anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Indonesia.
Tekstur lembut, warna-warni menarik, serta kemampuannya dibentuk sesuka hati membuat slime bukan sekadar mainan, tetapi juga sarana untuk melatih kreativitas anak.
Namun, di balik keseruannya, mainan ini juga menyimpan tantangan tersendiri yang perlu diperhatikan orang tua.
BACA JUGA:Kembang Mayang Pengantin: Simbol Keindahan dan Tradisi Pernikahan di Indonesia
BACA JUGA:Asal Usul Bunga Mawar : Si Cantik dengan Sejuta Makna
Slime pertama kali populer di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an sebagai mainan berbahan dasar polimer.
Kini, slime mengalami perkembangan pesat dengan berbagai varian, mulai dari slime bening (clear slime), fluffy slime, butter slime, hingga slime dengan tambahan glitter atau aroma.
Di Indonesia, popularitas slime meningkat sejak beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan anak SD yang gemar bermain sekaligus bereksperimen.
BACA JUGA:Macam-Macam Jenis Keju : Dari Tradisional Hingga Modern yang Mendunia
BACA JUGA:Asal Usul Ayam Kalasan, Kuliner Ikonik dari Sleman yang Mendunia
Anak-anak biasanya mengenal slime melalui media sosial seperti YouTube dan TikTok, di mana banyak kreator membagikan konten membuat slime dengan bahan sederhana.
Tren ini kemudian menyebar hingga ke sekolah-sekolah, menjadikan slime sebagai salah satu mainan paling digemari.
Meskipun terlihat hanya seperti mainan, slime memiliki manfaat edukatif dan psikologis bagi anak SD.
BACA JUGA:Asal Usul Opor Ayam, Hidangan Nusantara yang Jadi Simbol Kehangatan Lebaran
BACA JUGA:Mainan Unik Zaman Dulu : Nostalgia Seru Bersama Dakocan